Masih dari sumber yang sama, New York Times, Kanada dan Denmark sempat setuju untuk mendiskusikan perihal status kepemilikan Pulau Hans dengan jalur diplomasi. Namun, tetap saja tak ada kemajuan dari jalur diplomasi tersebut.
Di tahun 2015, ada pengajuan proposal untuk menciptakan "condominium", yaitu sebuah situasi di mana sebuah teritori ada di bawah kekuasaan dua negara.
Ini berarti, akan ada dua bendera negara di sana, dan mungkin juga, dua jenis whisky.
Kesepakatan memang tak pernah tercapai. Kedua negara sama-sama menuntut kedaulatan penuh, padahal Pulau Hans berada di tengah garis batas laut yang telah disepakati oleh kedua negara.
Hingga akhirnya, perundingan diplomasi tetap berakhir di perang whisky.
Sepertinya perang whisky memang "dinikmati" oleh kedua negara. Dilansir dari The Travel, selama empat dekade, serdadu kedua negara tetap melakukan perang whisky, sebulan sekali secara rutin.
Kabar yang beredar, setiap kali rombongan serdadu datang, mereka akan meletakkan whisky khas negaranya dan menenggak habis whisky milik negara lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.