Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadi Setiap Tahun, Apakah Banjir Rob Bisa Diantisipasi?

Kompas.com - 29/05/2022, 16:15 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seakan tidak bisa diatasi, banjir rob terjadi setiap tahun di beberapa tempat di Indonesia.

Baru-baru ini misalnya, di Semarang dan pesisir laut utara Jawa Tengah terjadi banjir rob yang cukup parah.

BMKG menyebut penyebab banjir rob saat itu adalah periode pasang tinggi dan gelombang dengan kategori sedang. Hal itu menyebabkan tanggul jebol dan merendam areal pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Bagaimana menanggulangi banjir rob? Apakah banjir rob bisa diantisipasi?

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menjelaskan pada dasarnya rob disebabkan oleh 2 sebab utama, yakni:

  1. Penurunan muka tanah (land subsidence) di kawasan pesisir, yang disebabkan oleh penyedotan air tanah yang berlebihan.
  2. Kerusakan ekosistem pesisir yang berujung pada abrasi pantai.

"Adanya puncak pasang dari muka laut hanya fenomena alam, jika tidak ada subsidence dan ekosistem pesisir masih baik maka tidak akan terjadi rob," ungkap Abdul pada Kompas.com, Minggu (29/5/2022).

Baca juga: Diterjang Banjir Rob dan Ratusan Cacing Mati, Apakah Kesuburan Tanah Akan Terganggu?

Lanjutnya, jika ingin terhindar dari rob maka solusi jangka panjangnya adalah mengurangi (jika tidak bisa menghentikan) pengambilan air tanah yang berlebihan.

"Dibarengi solusi jangka menengah yaitu pemulihan ekosistem pesisir seperti mangrove," imbuh Abdul.

Sementara itu dihubungi terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang Retno Widyaningsih mengatakan pasang air laut bisa diprediksi.

"Pasang air laut bisa diprediksi, karena itu suatu hal yang alami terjadi di alam ini," kata Retno pada Kompas.com, Minggu (29/5/2022).

Namun ketika pasang bersamaan dengan fenomena lainnya seperti gelombang tinggi, maka hal ini akan menimbulkan banjir rob.

"Gelombang tinggi juga bisa diprediksi sehingga banjir rob juga bisa diantisipasi. dengan menyiapkan infrastruktur yang tahan terhadap ketinggian pasang dan gelombang tinggi," ujar Retno.

Oleh sebab itu, kata Retno, karena pasang dan gelombang tinggi hal yang alami, maka semua aktivitas di pantai harus mulai mengenali dan siap mengantisipasi jika hal alami ini terus terjadi.

"Cek ketahanan tanggul dan lingkungan. Jangan dirusak dan jangan menunggu rusak baru diperbaiki," ujar Retno.

Baca juga: Fenomena Perigee Disebut Jadi Penyebab Banjir Rob Pesisir Jateng, Apa Itu?

Selain menggunakan tanggul, bisa juga dengan memanfaatkan mangrove, akan tetapi hal ini bisa dilakukan jika kondisi pantai subur.

Juga dihubungi terpisah, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo menjelaskan langkah-langkah untuk mengatasi banjir rob antara lain sebagai berikut:

  1. Memastikan terlebih dahulu apakah daerah lingkungan sering terdampak banjir rob. Jika iya, segera cari informasi waktu-waktu terjadinya banjir rob.
  2. Gandeng pemerintah atau pihak terkait untuk menyelesaikan masalah banjir rob.
  3. Perlu juga dilihat dampak banjir rob seberapa besar terhadap lingkungan. Sehingga tidak membuang tenaga ketika akan menyelesaikannya.
  4. Banjir rob bisa diatasi menggunakan tanggul, pembuatan saluran khusus, hingga pengurasan air laut dengan pompa.

Selain itu Eko berpesan kepada masyarakat untuk selalu menyimak informasi dari BMKG, karena banjir rob yang dibarengi dengan fenomena lain bisa memiliki dampak lebih besar seperti yang terjadi baru-baru ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com