Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Cacar Monyet, 92 Kasus di 12 Negara, Apa Kata WHO?

Kompas.com - 22/05/2022, 20:31 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berharap bisa mengidentifikasi lebih banyak kasus cacar monyet Monkeypox.

Pasalnya, mereka telah memperluas pengawasan di banyak negara yang sebelumnya belum melaporkan kasus.

Hingga Sabtu (21/5/2022), sebanyak 92 kasus yang dikonfirmasi dan 28 kasus dugaan cacar monyet telah dilaporkan dari 12 negara anggota yang tidak endemik virus.

Baca juga: Cacar Monyet di Dunia Lampaui 100 Kasus, Ini Cara Penularannya

WHO menuturkan, pihaknya akan memberikan panduan dan rekomendasi lebih lanjut tentang cara menghentikan penyebaran cacar monyet.

"Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi di antara orang-orang yang melakukan kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang menunjukkan gejala," ujar WHO, dikutip dari Arab News.

Karena menyebar melalui kontak dekat, virus ini relatif mudah dikendalikan melalui tindakan seperti isolasi diri dan kebersihan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Cacar Monyet, Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Menyebar seperti infeksi menular seksual

Ilustrasi cacar monyet, apa itu cacar monyet, gejala cacar monyet, penyebab cacar monyet. Shutterstock/Paco Burgada Ilustrasi cacar monyet, apa itu cacar monyet, gejala cacar monyet, penyebab cacar monyet.

Spesialis penyakit menular WHO David Heymann mengatakan, penyebaran monkeypox saat ini telah masuk ke dalam populasi sebagai bentuk seksual dan menyebar seperti infeksi menular seksual.

Kondisi inilah yang telah memperkuat penularannya di seluruh dunia.

Heyman menjelaskan, komite ahli internasional telah bertemu secara virtual untuk melihat apa yang perlu dipelajari tentang wabah dan dikomunikasikan kepada publik.

"Termasuk apakah ada penyebaran tanpa gejala, siapa yang paling berisiko, dan berbagai rute penularan," jelas Heyman.

Baca juga: Muncul Lagi Penyakit Cacar Monyet di AS, Apa Itu?

Menurutnya, kontak dekat adalah jalur penularan utama dari virus cacar monyet ini. Misalnya, orang tua yang merawat anak yang sakit dan para petugas kesehatan.

Karenanya, beberapa negara mulai menginokulasi tim yang merawat pasien cacar monyet menggunakan vaksin cacar.

Banyak dari kasus saat ini telah diidentifikasi di klinik kesehatan seksual.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Cacar Monyet, Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Kasus cacar monyet di Spanyol

Seorang anak yang terinfeksi cacar monyet mendapatkan perawatan medis di pusat karantina milik Dokter Lintas Batas Internasional (Medecins sans frontieres - MSF) di Zomea Kaka, Lobaya, Republik Afrika Tengah, 18 Oktober 2018.AFP/CHARLES BOUESSEL Seorang anak yang terinfeksi cacar monyet mendapatkan perawatan medis di pusat karantina milik Dokter Lintas Batas Internasional (Medecins sans frontieres - MSF) di Zomea Kaka, Lobaya, Republik Afrika Tengah, 18 Oktober 2018.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com