KOMPAS.com - Pernahkah Anda memperhatikan simbol-simbol yang ada pada setiap flayer, spanduk, atau infografik terkait Ramadhan?
Biasanya, ada tiga simbol yang kerap muncul di dalamnya, yaitu kubah masjid, bulan sabit, dan lentera.
Dua simbol pertama memang lebih identik dengan Islam, tapi bagaimana dengan lentera?
Baca juga: Hukum Ngupil dan Mengorek Telinga Saat Bulan Ramadhan, Batalkan Puasa atau Tidak?
Jauh sebelum adanya listrik dan lampu, lentera digunakan umat Islam untuk alat penerangan ketika pergi ke masjid di malam hari.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan lentera ini menjadi tradisi yang khas ketika Ramadhan tiba.
Ada banyak versi cerita mengenai awal mula simbol lentera yang identik dengan Ramadhan.
Akan tapi, versi yang paling terkenal menyebutkan bahwa ini berkaitan dengan era Dinasti Fatimiyah di Kairo, Mesir.
Baca juga: Batas Waktu Makan Sahur, Imsak atau Azan Subuh?
Sebagai informasi, Dinasti Fatimiyah berkuasa di Kairo pada 909 hingga 1171 M.
Cerita lentera (al-fanus dalam bahasa Arab) ini ketika penduduk Kairo menunggu kedatangan al-Muizz Lidinillah (khalifah keempat Fatimiyah) di malam hari.
Kebetulan, saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan 358 Hijriah atau 969 M, dikutip dari Alaraby.
Untuk memberi penerangan bagi al-Muizz, Panglima Jawhar al-Saqili meminta warga Kairo menyalakan lilin di depan rumah masing-masing.
Baca juga: Cegah Dehidrasi, Berapa Banyak Air Putih yang Dikonsumsi Saat Puasa?
Warga Kairo pun berinisiatif menutupi lilin itu dengan daun palem dan memberi alas kayu agar terlindung dari tiupan angin.
Setibanya di Kairo, al-Muizz pun merasa gembira dan terkesan dengan sambutan itu.
Tak lama kemudian, ia mengeluarkan aturan yang mewajibkan setiap rumah memiliki lentera di depan rumah. Bahkan, warga yang tak menaati aturan itu akan terkena hukuman.
Baca juga: Cara Membayar Fidiah dan Waktu yang Tepat untuk Menyalurkannya
Seiring dengan keluarnya aturan itu, al-Muizz juga melarang wanita untuk keluar rumah sepanjang tahun, kecuali bulan Ramadhan.
Syaratnya, para wanita harus ditemani anak laki-laki mereka atau anak dari kerabatnya sambil membawa lentera.
Anak-anak tersebut bertugas untuk memberitahu orang yang lewat, sehingga mereka diberi ruang untuk lewat.
Baca juga: Radio Siarkan Azan 4 Menit Lebih Awal, Warga Batal Puasa Berjemaah
Kebiasaan membawa lentera itu pun kemudian dikaitkan dengan Ramadhan.
Biasanya, anak-anak akan lentera selama Ramadhan sambil bernyanyi memenuhi jalanan.
Sementara itu, Aljazeera mencatat, para khalifah Fatimiyah akan mengumpulkan 500 pengerajin untuk membuat lentera sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Karena bentuknya yang semakin berkembang, fungsi lentera telah berubah dari alat penerangan untuk rumah menjadi elemen dekoratif selama Ramadhan.
Dari sinilah industri lentera mulai berkembang pesat dan menyebar ke berbagai negara Arab lain.
Baca juga: Cara agar Tidur Nyenyak dan Cepat Selama Ramadhan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.