KOMPAS.com - Selain banyak digemari, teh juga menjadi salah satu minuman yang kaya akan manfaat dan sudah dikenal sejak dulu.
Beberapa manfaat kesehatan teh adalah meningkatkan fungsi otak dan mencegah diabetes tipe 2.
Meski dikenal sebagai minuman dengan harga terjangkau, ada beberapa jenis teh yang dihargai sangat tinggi hingga mencapai miliaran rupiah per kilogramnya.
Berikut 5 jenis teh termahal di dunia, dikutip dari World Tea Directory:
Baca juga: Berasal dari Tanaman yang Sama, Apa Sebenarnya Beda Teh Hijau dan Teh Hitam?
Dengan harga sekitar 1,2 juta dollar AS (Rp 17 miliar) per kilogram atau 1.200 dollar AS (Rp 17,228 juta, teh Da-Hong Pao dari China menjadi yang paling mahal di dunia.
Memiliki arti "Jubah Merah Besar", mahalnya harga teh ini karena dua faktor.
Salah satunya adalah pohon Da Hong Pao yang sangat langka. Pohon itu tumbuh terutama di kuil Pegunungan Wuyi, China, dan dilindungi oleh penjaga bersenjata.
Selain itu, legenda seputar teh ini menambah nilai jualnya. Disebutkan bahwa seorang kaisar Dinasti Ming melaporkan kesembuhan ibunya setelah minum teh itu.
Baca juga: 5 Kopi Paling Mahal di Dunia, Nomor Dua dari Indonesia
Perusahaan teh Inggris PG Tips ingin melakukan sesuatu yang spektakuler untuk merayakan hari jadinya yang ke-75.
Mereka memutuskan untuk menggunakan kantong teh mewah bertaburkan berlian yang masing-masing dijual seharga 15.000 dollar AS atau sekitar Rp 21,5 juta dengan hasil penjualan untuk disumbangkan.
Masing-masing berisi 280 berlian di bagian luar dan diisi dengan Teh Imperial Tip Perak. Teh ini dianggap sebagai teh celup termahal di dunia.
Baca juga: Jangan Minum Teh di 4 Waktu Ini, Begini Akibatnya
Sekitar 2012, seorang pengusaha Cina mulai menggunakan kotoran panda untuk menyuburkan tanaman tehnya di Pegunungan Ya'an Sichuan.
Hasilnya, ia mendapatkan rasa yang luar biasa dan manfaatnya yang besar untuk kesehatan.
Alasan di balik mahalnya harga teh ini adalah proses penanamannya. Diketahui, panda hanya makan dengan diet ketat.
Sementara mereka menyerap 30 persen nutrisinya yang diyakini mengandung zat pelawan kanker, mereka juga mengeluarkan 70 persen sisanya.