Rara kembali menjelaskan, ritual untuk memanggil atau mengusir hujan melibatkan sekumpulan sesajen yang dikelilingi parit air serta ritual lain yang melibatkan es batu dan abu kayu.
“Ini harus diawali doa. Kalau di sana (untuk memanggil panas) es batu cair, yang ini (untuk memanggil dingin) es batu ditaruh sudah lama tidak cair-cair,” ucapnya.
Rara pun menuturkan, apa yang ia lakukan merupakan sebuah ikhtiar atau usaha alternatif khas Indonesia.
“Sekali lagi, ini kan ikhtiar alternatif bahwa Indonesia punya sesuatu yang luar biasa,” kata dia.
Baca juga: Penantian 25 Tahun, Sirkuit Mandalika, dan Perjalanan MotoGP di Indonesia...
Rara menyadari bahwa tidak semua orang mempercayai profesi pawang hujan yang ia jalani.
Soal tudingan miring yang dilayangkan pada pawang hujan, Rara pun memberikan komentar.
“Kalau Rara dibilang menentang takdir karena seharusnya cerah dan hujan kok digeser-geser, saya sebagai orang indigo merasa kelahiran saya suatu kebaikan,” tuturnya.
Dengan kemampuan yang diberikan Tuhan kepadanya, ia pun berharap bisa berkomunikasi dengan awan, tanah, air dan udara, serta membantu PT PP, ITDC, dan Pertamina dalam gelaran MotoGP.
“Intinya saya pelayan buat semua, pelayan bagi Indonesia, pelayan Lombok. Nyaman pebalapnya, penontonnya nyaman. Saya sebagai pramugari event, tim doa pawang hujan akan berusaha yang terbaik” kata Rara.
Baca juga: Saat Aspal dan Trek Sirkuit Mandalika Disorot Media Asing...
(Sumber: Kompas.com/Firzie A Idris, Gilang Satria | Editor: Firzie A Idris, Azwar Ferdian)
Infografik: Sirkuit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.