KOMPAS.com - Perhelatan MotoGP Indonesia 2022, Pertamina Grand Prix of Indonesia di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat menarik perhatian masyarakat.
Salah satu fenomena yang menjadi perhatian terutama di media sosial yakni terkait keberadaan pawang hujan.
Keberadaan pawang hujan digandang-gadang sebagai salah satu sosok di balik lancarnya ajang internasional itu.
“Orang di belakang layar lancarnya MotoGP Mandalika,” tulis warganet Twitter pada Sabtu (19/3/2022) lalu.
Baca juga: Sosok Tjetjep Harijana, Legenda Pebalap Indonesia yang Disebut Pernah Juara MotoGP
Lantas, siapa sosok pawang hujan yang ramai dibicarakan tersebut?
Koordinator Sirkuit Mandalika dari Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Denny Pribadi mengatakan, cuaca mendung tetapi tidak hujan di Mandalika salah satunya berkat jasa pawang hujan.
Diakuinya, memang ada pawang hujan yang bertugas di sekitar lokasi sirkuit.
Kehadiran pawang hujan, imbuhnya membuat banyak orang dari Dorna Sports, penyelenggara utama MotoGP di Mandalika, tertarik saat melihat aksi pawang hujan berkeliling di sekitar sirkuit.
“Percaya tidak percaya itu terjadi, mungkin di Amerika, Spanyol, Italia, tidak ada seperti ini jampi-jampi pakai kembang, kemenyan, ya itulah Indonesia,” ungkap Denny, dikutip dari Kompas.com (20/3/2022).
Baca juga: Aspal Sirkuit Mandalika Disorot Media Asing dan Dikeluhkan Pembalap MotoGP, Ini Penjelasan Pengelola
Saat ditemui Kompas.com, Jumat (18/3/2022) lalu, Rara Istiani Wulandari, pawang hujan Sirkuit Mandalika mengaku direkomendasikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk mendoakan agar cuaca tetap bersahabat.
“Saya sebagai tim doa pawang hujan yang direkomendasikan Pak Erick Thohir dan sering mengawal event-nya Presiden Jokowi dan event kenegaraan lain,” ujar Rara.
Ia melanjutkan, oleh tim Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dan Hadi Tjahjanto sebagai koordinator lapangan, ia diutus untuk melakukan modifikasi cuaca dengan kekuatan doa.
Namun bukan mengusir hujan seperti yang dipikirkan orang awam, ternyata Rara diminta untuk menurunkan suhu agar lembap dan sejuk dengan sedikit hujan.
“Kita di Indonesia terbiasa (iklim) tropis, tetapi pebalap dari luar negeri memintanya yang sejuk. Saya minta support semua untuk bisa berjalan baik,” katanya.
Baca juga: Mengintip Patung Jokowi Naik Motor yang Akan Dipasang di Sirkuit Mandalika...
Rara kembali menjelaskan, ritual untuk memanggil atau mengusir hujan melibatkan sekumpulan sesajen yang dikelilingi parit air serta ritual lain yang melibatkan es batu dan abu kayu.
“Ini harus diawali doa. Kalau di sana (untuk memanggil panas) es batu cair, yang ini (untuk memanggil dingin) es batu ditaruh sudah lama tidak cair-cair,” ucapnya.
Rara pun menuturkan, apa yang ia lakukan merupakan sebuah ikhtiar atau usaha alternatif khas Indonesia.
“Sekali lagi, ini kan ikhtiar alternatif bahwa Indonesia punya sesuatu yang luar biasa,” kata dia.
Baca juga: Penantian 25 Tahun, Sirkuit Mandalika, dan Perjalanan MotoGP di Indonesia...
Rara menyadari bahwa tidak semua orang mempercayai profesi pawang hujan yang ia jalani.
Soal tudingan miring yang dilayangkan pada pawang hujan, Rara pun memberikan komentar.
“Kalau Rara dibilang menentang takdir karena seharusnya cerah dan hujan kok digeser-geser, saya sebagai orang indigo merasa kelahiran saya suatu kebaikan,” tuturnya.
Dengan kemampuan yang diberikan Tuhan kepadanya, ia pun berharap bisa berkomunikasi dengan awan, tanah, air dan udara, serta membantu PT PP, ITDC, dan Pertamina dalam gelaran MotoGP.
“Intinya saya pelayan buat semua, pelayan bagi Indonesia, pelayan Lombok. Nyaman pebalapnya, penontonnya nyaman. Saya sebagai pramugari event, tim doa pawang hujan akan berusaha yang terbaik” kata Rara.
Baca juga: Saat Aspal dan Trek Sirkuit Mandalika Disorot Media Asing...
(Sumber: Kompas.com/Firzie A Idris, Gilang Satria | Editor: Firzie A Idris, Azwar Ferdian)