Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Tjetjep Harijana, Legenda Pebalap Indonesia yang Disebut Pernah Juara MotoGP

Kompas.com - 19/03/2022, 13:11 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam sebuah unggahan di akun Instagram-nya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku telah memberikan tiket gratis MotoGP Mandalika kepada Tjetjep Harijana.

Ia menyebut, Tjetjep merupakan legenda pebalap Indonesia yang pernah menjuarai MotoGP di era 1970-an.

"Itu dulu. Sekarang usianya sudah sepuh, sudah 83 tahun, dan hidup sehari-hari dengan kursi roda karena sebuah musibah kecelakaan," tulisnya.

Kang Emil, sapaan akrabnya, menyebut Tjetjep memiliki keinginan besar untuk menonton gelaran MotoGP di Mandalika.

Selain tiket MotoGP, Kang Emil juga memberikan tiket pesawat dan akomodasi, sebagai penghormatan atas prestasi Tjetjep.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Sirkuit Sentul Gelar MotoGP, Diikuti Valentino Rossi di Kelas 125cc

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ridwan Kamil (@ridwankamil)

Baca juga: Penantian 25 Tahun, Sirkuit Mandalika, dan Perjalanan MotoGP di Indonesia...

Lantas, siapa sebenarnya Tjetjep Herijana?

Sosok Tjetjep Harijana

Harian Kompas beberapa kali memberitakan mengenai ajang MotoGP yang pernah diikuti oleh Tjetjep.

Pada 1969, Tjetjep bersama pebalap Indonesia lainnya yang tergabung dalam Team Posidja sukses merebut 10 piala di GP Singapura dan GP Selangor, Malaysia.

Dalam turnamen itu, Tjetjep berhasil meraih podium pertama di kelas 100 CC, dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 17 April 1969.

Baca juga: 3 Fakta soal Afridza Munandar, Pebalap Indonesia yang Meninggal di Sepang

Setahun kemudian, ia gagal mempertahankan gelar juara itu.

Tjetjep sebenarnya menduduki posisi runner-up dalam GP Preliminari Race (GP pendahuluan) di Singapura, tetapi gagal finish pada race karena bertabrakan dengan pebalap Indonesia lainnya, Beng Soeswanto.

Sebagai informasi, GP Singapura 1970 sebenarnya direncanakan dalam 60 laps. Namun, penyelenggara kemudian membaginya ke dalam dua babak, yaitu GP pendahuluan 20 laps dan babak GP dalam 40 laps.

Baca juga: Mengenang Afridza Munandar, Pebalap Indonesia yang Meninggal Usai Kecelakaan di Sepang

Tjetjep menjuarai GP Malaysia

Harian Kompas, 3 April 1970 mencatat, Tjetjep sebenarnya mencoba untuk memotong pebalap Malaysia dari sebelah kiri dengan kecepatan tinggi.

Namun, upayanya gagal sehingga menabrak Beng Soeswanti hingga tersungkur.

Keduanya sempat mencoba melanjutkan balapan, tetapi kerusakaan motor tidak memungkinkan untuk itu.

Baca juga: Viral, Video Truk di Jawa Timur Disebut Tabrak Kerumunan Pebalap Liar dan Dirusak Massa

Menurut Tjetjep, ini merupakan pertama kali baginya gagal melakukan manuver itu.

Pada 1972, Tjetjep berhasil menjuarai GP Malaysia di kelas 125 CC dan mencatat kecepatan lebih dari 70 kilometer per jam pada beberapa lap.

Tak sendirian, beberapa pebalap Indonesia lain yang diturunkan juga merebot posisi pertama, mulai dari nomor 101 CC hinga 125 CC.

Baca juga: 6 Fakta di Balik Sirkuit Mandalika yang Dipakai untuk MotoGP 2021

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Sirkuit MotoGP Mandalika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com