Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Sikap Tegas Jokowi soal Penundaan Pemilu...

Kompas.com - 17/03/2022, 16:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Isu penundaan Pemilihan Umum (pemilu) 2024 terus menguat dalam beberapa waktu terakhir.

Terbaru, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim data aspirasi rakyat yang menginginkan penundaan Pemilu 2024.

Menurutnya, terdapat big data yang berisi percakapan 110 juta orang di media sosial mendukung penundaan Pemilu 2024.

Klaim serupa juga diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Muhaimin mengatakan, banyak akun media sosial yang setuju dengan penundaan tersebut.

Kendati demikian, beberapa partai di koalisi Jokowi justru berbeda pandangan dengan isu penundaan Pemilu 2024 tersebut.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Kita Harus Menolak Wacana Penundaan Pemilu 2024

Beberapa partai seperti PDI-P, Gerindra, PPP, Nasdem telah menyatakan sikapnya untuk menolak wacana itu.

Dengan sikap koalisi pemerintah yang terbelah ini, Presiden Joko Widodo tak kunjung memberikan sikapnya.

Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, lambatnya Jokowi dalam mengambil sikap ini justru akan merugikan dirinya sendiri.

Sebab ketidaktegasan Jokowi ini akan membuat masyarakat berprasangka bahwa ia mendukung wacana itu.

"Rugi sendiri Pak Jokowi kalau tidak mau memperjelas dan membuat ini semuanya jadi clear, karena orang akhirnya berpikiran bahwa dia yang mau," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/3/2022).

Karenanya, Hendri berharap pada media massa selaku kekuatan keempat demokrasi, agar terus mengawal suara rakyat yang tak setuju.

Baca juga: Soal Wacana Penundaan Pemilu 2024, Pengamat: Kepentingan Oligarki

Tak hanya itu, ia juga memberikan apresiasi terhadap partai-partai politik yang secara tegas menolak wacana penundaan Pemilu 2024.

"Harus kita apresiasi dan kita dukung. Bahkan salah satu hal positif dari isu ini adalah PDI-P dan PKS ternyata bisa jadi satu gerbong bareng-bareng," jelas dia.

Untuk terus mengawal isu ini, Hendri mengajak seluruh pengguna media sosial untuk menggemakan tagar #2024Gantian.

Menurutnya, tujuan tagar tersebut adalah untuk mengingatkan pemerintah bahwa rakyat menginginkan pemilu 5 tahun sekali.

Karena itu, 2024 merupakan waktu pergantian kekuasaan, seiring berakhirnya masa jabatan Jokowi.

"Tagar ini juga sebagai penyemangat partai politik yang tidak mendukung penundaan atau tetap pada wacana itu dan tidak berubah," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com