Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Foto Perempuan Bermata Coklat dan Biru, Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 03/03/2022, 10:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi mengenai kondisi mata seorang perempuan yang memiliki warna berbeda yakni coklat dan biru muda viral di media sosial pada Senin (28/2/2022).

Informasi itu diunggah oleh akun Twitter Cha.

"Mba nya itu org mana ya? Kita samaan eh, aku sm anakku jg gitu kok matanya. Semangat ya! Walopun masih banyak yg nganggep “beda”," tulis pemilik akun Twitter @anshtsya.

Dalam twitnya, ia juga mengunggah foto dirinya bersama anaknya yang memiliki warna mata biru muda.

Hingga Selasa (1/3/2022), twit itu sudah dikutip sebanyak 533 kali dan disukai sebanyak 5.829 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Spesifikasi Helikopter Mi-24 Rusia yang Videonya Viral Ditembak Tentara Ukraina

Bagaimana penjelasan dokter soal perbedaan warna mata tersebut?

Kelainan pigmen

Saat dikonfirmasi, Cha mengatakan bahwa ia dan anaknya sudah pernah memeriksakan diri terkait perbedaan warna mata yang mereka alami.

Menurut dokter, apa yang dialaminya adalah hal yang normal dan didiagnosis kekurangan pigmen.

"Sudah pernah (periksa), anak saya juga sudah pernah periksa, hasilnya alhamdulillah normal semua kok diagnosanya hanya kekurangan pigmen," ujar Cha saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/3/2022).

Cha menambahkan, orang yang mengalami kekurangan pigmen pada bola matanya akan mudah silau jika terkena cahaya Matahari.

"Jadi enggak boleh matanya terlalu lama kena sinar matahari. Kalau dari diagnosa dokter seperti itu," lanjut Cha.

Baca juga: Viral, Video Pengamen Kostum RoboCop Ditangkap Satpol PP Kota Depok

 

Waardenburg Syndrome

Sementara itu, dokter spesialis mata dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan RSCM Kirana, Dr dr Gitalisa Andayani Sp.M(K) mengatakan bahwa kondisi kekurangan pigmen yang menyebabkan sepasang mata memiliki warna yang berbeda dinamakan Waardenburg Syndrome.

"Kalau kondisi di foto itu dinamakan Waardenburg Syndrome, kelainan genetik yang langka, sifatnya autosom dominan," ujar Gitalisa saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/3/2022).

"Jadi, di tiap generasi ada yang menunjukkan tanda-tanda klinisnya," lanjut dia.

Gita menambahkan, tanda klinis yang dimaksud yakni pada iris mata umumnya berwarna biru atau kebiruan.

Namun, pada kasus tertentu pada satu mata bisa campuran seperti berwarna biru dan coklat.

Adapun dalam satu keluarga yang mengalami Waardenburg bisa bervariasi warna yang dihasilkan.

"Untuk ibunya sebelah biru, sebelah coklat. Anaknya bisa biru keduanya, sama seperti foto di medsos. Gradasi biru juga bervariasi, karena tidak ada yang identik betul," sambungnya.

Selain itu, Gita mengatakan, pada seseorang dengan Waardenburg Syndrome yang secara klinis terbagi beberapa tipe, terkadang disertai kelainan kulit dan gangguan pendengaran.

Di Indonesia, ada beberapa suku yang ditemukan juga mengalami Waardenburg Syndrome misalnya seperti Suku Buton.

Baca juga: Penjelasan JNE soal Viral Video Paket iPhone XR Tinggal Dusnya Saja

Penyebab Waardenburg Syndrome

Lantaran memiliki kondisi yang unik, Gita mengatakan bahwa penyebab terjadinya Waardenburg Syndrome karena mutasi gen.

"Umumnya mutasi gen yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel melanin (melanosit) ya. Ada beberapa jenis gen ya," ujar Gitalisa.

Mengutip dari Healthline, (5/6/2017), penyebab Waardenburg Syndrome bergantung pada jenis gen mana yang bermutasi.

Misalnya, tipe 1 dan 3 dipicu oleh mutasi gen PAX 3 pada pita kromosom 2q35.

Mutasi gen ini yang bertanggung jawab memengaruhi melanosit. Kemudian, melanosit memengaruhi warna rambut, kulit, dan mata seseorang.

Disebutkan, Waardenburg juga berpengaruh pada fungsi telinga bagian dalam penderitanya.

 

Gejala Waardenburg

Gejala yang paling umum dari sindrom Waardenburg adalah kulit pucat dan mata pucat.

Sementara, gejala umum lainnya adalah seberkas rambut putih di dekat dahi.

Dalam banyak kasus, seseorang dengan kondisi ini mungkin memiliki dua warna mata yang berbeda. Hal ini dikenal sebagai heterochromia iridis. Heterochromia bisa ada tanpa adanya sindrom Waardenburg.

Pada beberapa bayi baru lahir dengan sindrom Waardenburg, kondisi ini terlihat jelas saat lahir. Bagi yang lain, mungkin perlu beberapa waktu agar tanda-tandanya menjadi cukup jelas untuk didiagnosis oleh dokter.

Selain itu, gejala Waardenburg Syndrome agak berbeda berdasarkan jenis kondisinya.

Baca juga: Viral, Foto Tulisan Ganjar Pranowo The Next President RI di Menara Eiffel, Ini Faktanya

Gejala tipe 1

Gejala tipe 1 meliputi:

  • Mata lebar
  • Heterochromia atau mata biru pucat
  • Bercak putih pada rambut dan kulit
  • Ketulian yang disebabkan oleh masalah telinga bagian dalam

Gejala tipe 2

Gejala tipe 2 mirip dengan yang terlihat pada tipe 1, kecuali mata tidak melebar.

Gejala tipe 3

Tipe 3 juga dikenal sebagai sindrom Klein-Waardenburg. Orang dengan tipe ini mungkin memiliki kelainan pada tangan, seperti jari yang menyatu, dan lengan.

Gejala tipe 4

Tipe 4 juga dikenal sebagai sindrom Waardenburg-Shah. Gejalanya mirip dengan yang terlihat pada tipe 2. Orang dengan tipe ini juga memiliki sel saraf yang hilang di usus besar. Hal ini menyebabkan sering sembelit.

 

Insidensi

Waardenburg Syndrome memengaruhi sekitar 1 dari 42.000 orang.

Hal ini menjadi penyebab 1 hingga 3 persen kasus tuli kongenital. Orang-orang dari semua ras dan jenis kelamin sama-sama rentan terhadap sindrom Waardenburg.

Kondisi ini juga bisa diwariskan dan dapat berkembang secara spontan melalui mutasi gen.

Untuk Waardenburg Syndrome Tipe 1 dan 2 adalah yang paling umum terjadi. Sedangkan Tipe 3 dan 4 lebih jarang terjadi.

Pengobatan

Tidak ada obat untuk kondisi sindrom Waardenburg. Sebagian besar gejala sebetulnya tidak memerlukan pengobatan.

Jika ada tuli telinga bagian dalam, Anda bisa mengatasinya dengan alat bantu dengar atau implan koklea.

Seperti halnya kondisi medis lainnya, Anda perlu mencari evaluasi dan pengobatan untuk ketulian sedini mungkin. Tindakan itu akan membantu perkembangan bahasa dan kemajuan pendidikan anak.

Jika Anda memiliki masalah saraf usus yang terkait dengan Tipe 4, pembedahan mungkin diperlukan. Bagian usus yang terkena kondisi ini dapat diangkat melalui pembedahan untuk memperbaiki pencernaan.

Selain itu, pewarnaan rambut dapat membantu menutupi jambul putih.

Dalam beberapa kasus, bercak putih pada kulit, yang dikenal sebagai hipopigmentasi, dapat diobati dengan berbagai salep topikal untuk membantu bercak tersebut menyatu dengan warna kulit di sekitarnya. Penggunaan kosmetik juga dapat membantu.

Jika hipopigmentasi mempengaruhi lebih dari separuh tubuh, maka perawatan depigmentasi dapat membantu mengatasi hal itu.

Perawatan depigmentasi bisa memutihkan semua kulit Anda. Tindakan itu juga dapat membuat tambalan yang lebih ringan menjadi kurang jelas/samar terlihat.

Namun, semua pilihan ini harus didiskusikan dengan hati-hati dengan dokter kulit yang menangani langsung kondisi Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com