Tidak hanya itu, tingginya kasus harian juga dibarengi dengan lonjakan perawatan di rumah sakit dan kematian akibat Covid-19.
Negara lain pun mengalami hal yang serupa.
"Jika kondisinya sudah begitu, artinya kita harus hati-hati dalam pelonggaran karena kematian meningkat maka ada kelemahan, ada bocor-bocor kasus, itu yang harus diperbaiki," ujar Dicky.
Mengenai masih dibukanya pintu bandara untuk perjalanan internasional, Dicky mengatakan, pelonggaran perjalanan bukan karena aman, diduga untuk ekonomi politik.
Baca juga: Apakah Kasus Pertama Omicron di Indonesia Merupakan Transmisi Lokal?
Menurut dia, kondisi yang aman yakni vaksinasi dosis 2 sudah mencapai 90 persen, dan dosis ke-3 setidaknya 80 persen pada semua kelompok usia.
Namun, Indonesia saat ini memang belum mencapai tahap "aman" tersebut.
"Ini pembukaan kelonggaran bukan sudah aman, tapi memang ada tuntutan itu dari pemerintah dan masyarakat sebetulnya, ya tetap berisiko namun bergantung pada masing-masing daerah, dan harus ada mitigasinya untuk mengurangi," imbuhnya.
Yang perlu diperhatikan bagi masyarakat Indonesia maupun pemerintah adalah Omicron bukan varian terakhir, dan juga apa yang sedang dialami Indonesia bukan gelombang terakhir.
Sehingga, apa pun yang dipilih dalam aspek pemulihan harus ada rencana yang kuat dalam masa jangka pendek, menengah, dan panjang.
Baca juga: Apakah Varian Omicron Meningkatkan Kasus Kematian di Indonesia?