Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Dibuang, Ini Cara Menggunakan Kembali Media Tanam untuk Tanaman Hias

Kompas.com - 02/02/2022, 16:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi mengenai topik penggantian media tanam (metan), beredar di media sosial Twitter pada Sabtu (29/1/2022).

Informasi itu diunggah oleh akun Twitter ini.

"Hai sobat tanam! setiap repotting/ganti metan itu kan biasanya pakai metan yang baru, nah metan yang lama kalian apain ya?" tulis pengunggah dalam twit.

Setelah diganti, apa yang bisa dilakukan untuk media tanam yang lama?

Baca juga: Seragam Baru Satpam Resmi Diperkenalkan, Warganet: Mirip Polisi India

Penjelasan ahli

Dosen Departemen Arsitektur Lankap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Nizar Nasrullah mengatakan bahwa solusi untuk memanfaatkan media tanam lama yakni dengan menggunakan kembali bahan yang ada.

Ia menjelaskan, untuk bisa digunakan lagi perlu dilihat riwayat pertumbuhan tanaman yang sudah ditanam pada campuran media tersebut.

"Apabila tidak terserang penyakit, maka bisa dipakai lagi. Kalau terserang penyakit seperti busuk akar atau layu, maka sebaiknya tidak digunakan lagi. Kecuali perlite masih bisa disterilkan," ujar Nizar saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/2/2022).

Menurutnya, cara untuk mensterilkan perlite yakni dengan dicuci bersih menggunakan air lalu dijemur.

Perlite merupakan batuan vulkanik alami yang banyak digunakan sebagai media tanam. Fungsi perlite adalah untuk drainase pada tanaman yang diletakkan pada pot.

Baca juga: Cara Membuat Media Tanam dengan Daun Bambu

 

Cara menggunakan kembali media tanam yang lama

Ada berbagai jenis media tanm hidroponik yang bisa dipilih sesuai kebutuhan,seperti rockool, cocopeat, perlite, dan lainnya.PIXABAY/SIPPAKORN Ada berbagai jenis media tanm hidroponik yang bisa dipilih sesuai kebutuhan,seperti rockool, cocopeat, perlite, dan lainnya.

Sementara itu, dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB, Dr Darda Efendi menyampaikan, ada beberapa alternatif untuk menggunakan kembali media tanam lama. 

Pertama, gemburkan media tanam tersebut, kemudian perkaya dengan menambahkan pupuk kandang cair, atau pupuk organik cair lainnya.

Kedua, bisa dengan setengah media tanam dikeluarkan dari pot, kemudian dicampur dengan pupuk kandang/kompos, lalu dimasukkan ke dalam pot kembali.

Ketiga, media tanam dibongkar/dikeluarkan, kemudian diaduk dengan media baru yang sama komposisisnya dengan media tanam lama (misal terdiri dari sekam, cocopeat, dan perlite).

Darda menambahkan, tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk menggunakan kembali media tanam yang lama setelah diolah dengan nutrisi baru.

"Ya, bisa langsung saja dicampur pupuk kandang/kompos asalkan pupuk kandang dan komposnya sudah matang, lalu dicampur merata dengan media lama," ujar Darda saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Selasa (1/2/2022).

"Ciri pupuk kandang atau kompos yang sudah matang itu berwarna hitam/gelap, tidak bau, dan gembur," lanjut dia.

Baca juga: Mengenal Perlite, Media Tanam dari Hasil Letusan Gunung Api

Nutrisi penting pada media tanam

Ilustrasi media tanam untuk tanaman hias di dalam pot. SHUTTERSTOCK/KT STOCK PHOTOS Ilustrasi media tanam untuk tanaman hias di dalam pot.

Selain itu, Darda mengungkapkan media tanam yang baik adalah yang kaya akan nutrisi dan membuat tanaman subur dan sehat.

Ia juga mengatakan, nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman terdiri dari unsur hara makro dan mikro.

"Semua tanaman butuh unsur hara makro (Nitrogen, Pospor, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan Sulfur) dan mikro (butuhnya sangat sedikit seperti Fe besi, Mangan, Boron, Tembaga, dan lainnya)," ujar Darda.

Bagi petani tanaman hias maupun kolektor tanaman hias penting untuk memahami bahwa tanaman yang tumbuhnya relatif cepat cedenrung rakus dengan kandungan Nitrogen ketimbang tanaman yang tumbuhnya lambat.

Untuk tanaman hias daun, sayuran daun membutuhkan kandungan Nitrogen lebih banyak dibanding tanaman hias bunga dan buah.

Baca juga: Manfaat dan Cara Pakai Arang Sekam untuk Media Tanam Hidroponik

Sumber unsur Nitrogen dari mana saja?

Darda menjelaskan, bahan alami yang dapat menambah unsur Nitrogen pada media tanam yakni berasal dari pupuk kandang hingga pupuk kimia.

"Bisa dari pupuk kandang, kompos dari tanaman, pupuk area, pupuk Kalium Nitrat, dan NPK," ujar Darda.

 

Waktu mengganti media tanam

Ilustrasi arang sekam. Arang sekam dapat dimanfaatkan untuk tanaman, salah satunya adalah sebagai media tanam. SHUTTERSTOCK/JAMALUDINYUSUPPP Ilustrasi arang sekam. Arang sekam dapat dimanfaatkan untuk tanaman, salah satunya adalah sebagai media tanam.

Selain itu, penting juga untuk memperhatikan kapan harus mengganti media tanam bagi tanaman kesayangan Anda di rumah maupun di kebun.

Darda menyampaikan, waktu yang cocok untuk mengganti media tanam bergantung dengan jenis tanaman dan besarnya pot.

"Untuk tanaman hias dengan diameter pot sekitar 30 cm bisa ganti atau tambah media tiap 6 bulan sekali," ujar Darda.

"Sementara untuk buah dengan pot diameter lebih dari 50 cm (atau volume 100 L atau lebih) bisa dengan mengganti atau menambah media tanam setahun sekali," lanjut dia.

Baca juga: Simak, Cara Membuat Media Tanam untuk Isian di Polybag

Efek penggantian media tanam baru

Penggantian atau penambahan media tanam baru membuat tanaman serasa diberi nutrisi yang baik dan cukup untuk bertahan hidup.

Darda mengatakan, tumbuhan yang sudah diganti media tanamnya dengan yang lebih bernutrisi maka bisa tumbuh lebih subur.

"Tumbuhan lebih subur, daun baru lebih hijau, dan kelihatan lebih sehat," ujar Darda.

Ia mengimbau kepada petani tanaman hias maupun kolektor tanaman hias untuk jangan terlalu banyak memberikan pupuk pada tanaman.

Kemudian, tindakan perawatan lainnya bisa dengan rutin menyiram tanaman seperti dua hari sekali.

"Sebenarnya tergantung kadar air media (dipengaruhi curah hujan, panasnya cuaca), bisa sehari sekali atau dua hari sekali," kata dia.

Baca juga: Catat, 5 Manfaat Sekam Padi sebagai Media Tanam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com