Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Omicron Terdeteksi di 171 Negara dan Lampaui Varian Delta

Kompas.com - 25/01/2022, 06:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah hal baru ditemukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait varian Omicron, seperti risiko tetap tinggi, lebih menginfeksi bronkus, dan update lainnya.

WHO juga mengungkapkan bahwa varian Omicron telah terdeteksi di 171 negara.

Mengutip Deccan Herald, Minggu (23/1/2022), temuan itu diungkapkan dalam laporan teknis terbaru WHO.

Dalam laporan itu, WHO mengatakan bahwa Omicron akan segera menggantikan Delta secara global, akibat penyebarannya yang cepat.

“Pada 20 Januari, varian Omicron telah diidentifikasi di 171 negara. Varian ini dengan cepat melampaui Delta di sebagian besar negara, mendorong peningkatan kasus di semua wilayah," tulis WHO.

Selain itu WHO menemukan, Omicron memiliki pertumbuhan yang signifikan, tingkat serangan sekunder yang lebih tinggi, dan jumlah reproduksi lebih tinggi dari Delta.

WHO menulis penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami kontribusi relatif dari peningkatan penularan.

Baca juga: Lebih Menular dari Delta, Benarkah Semua Orang Akan Terinfeksi Omicron? Ini Kata WHO

Risiko Omicron tetap tinggi

Mengutip Times of India, Minggu (23/1/2022), meskipun infeksinya disebut ringan, WHO mengatakan, bukti saat ini menunjukkan risiko Omicron sangat tinggi.

Selain itu, penyebarannya di masyarakat jauh lebih banyak daripada varian Covid-19 sebelumnya.

Meskipun risiko keparahan dan kematian akibat infeksi lebih rendah dari varian sebelumnya, tetapi tingkat penularan yang sangat tinggi menyebabkan peningkatan rawat inap.

Hal itu menimbulkan desakan besar pada sistem perawatan kesehatan di sebagian besar negara.

Omicron juga dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan, terutama pada populasi yang rentan, menurut WHO.

Baca juga: 6 Fakta Meninggalnya 2 Pasien Omicron di Indonesia, dari Gejala hingga Kronologi

Lebih menginfeksi bronkus

WHO juga menemukan bukti bahwa varian Omicron menginfeksi jaringan bronkus manusia lebih cepat dan efisien ketimbang Delta.

Namun, varian ini menunjukkan dominasi replika virus di saluran pernapasan bagian atas, tidak seperti varian Delta.

Peningkatan subvarian Omicron

Laporan itu mencatat peningkatan kehadiran subvarian Omicron. Garis keturunan BA.1 sebelumnya menjadi yang paling dominan.

Namun tren terbaru dari India, Afrika Selatan, Inggris, dan Denmark menunjukkan bahwa BA.2 meningkat secara proporsional.

Ditambahkan WHO bahwa penggerak transmisi dan properti BA.2 lainnya sedang diselidiki, tetapi masih belum jelas hingga saat ini.

"Studi diperlukan untuk lebih memahami sifat BA.2, termasuk penilaian komparatif BA.2 dan BA.1 untuk karakteristik utama seperti penularan, kekebalan dan virulensi," tulis WHO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Tren
Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com