Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2022, 10:10 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tepat hari ini 6 tahun yang lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung pada 21 Januari 2016.

Saat itu, pembangunan kereta cepat yang merupakan bentuk kerja sama dengan China digadang-gadang menjadi yang pertama di Asia Tenggara.

"Sampaikan salam saya ke Presiden Xi Jin Ping agar kerja sama Indonesia-China bisa diperluas ke bidang lainnya, agar kerja sama ini lebih erat," ujar Presiden dalam sambutannya.

Awalnya, proyek yang menelan biaya sekitar Rp 72 triliun ini ditargetkan rampung 2018 dan mulai beroperasi pada 2019.

Harapannya, kereta cepat Jakarta-Bandung ini dapat memberi dampak jangka pendek dan jangka panjang kepada masyarakat.

Baca juga: Spesifikasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Desainnya Terinspirasi Komodo

Janji tak gunakan APBN

Presiden Jokowi juga berkomitmen untuk tidak menggunakan uang APBN sedikit pun, melainkan dari investasi.

Bahkan ia menyebut lebih baik membangun kereta api di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan, apabila pemeritah menggunakan APBN.

"Kereta cepat itu tidak memakan uang APBN, tapi dari investasi. Kalau itu uang APBN, Rp 60-70 triliun, ya saya pakai saja bikin kereta api di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan," jelas Jokowi, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

"Tapi ini dari investor, ya silakan, asalkan tidak menganggu anggaran APBN," sambungnya.

Baca juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mau Pakai APBN, Apa Dampaknya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com