Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentang Ibu Kota Baru, Mengapa Harus Pindah?

Kompas.com - 21/01/2022, 08:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemindahan ibu kota negara (IKN) baru dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur hampir dipastikan jadi kenyataan.

Ini seiring dengan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ibu Kota Negara yang telah disetujui oleh DPR menjadi Undang-Undang IKN.

"Apakah Rancangan Undang-Undang tentang Ibu Kota Negara dapat disetujui untuk disahkan menjadi Undang-Undang?" tanya Pimpinan Sidang Puan Maharani dalam acara tersebut yang disiarkan secara virtual, Selasa (18/01/2022).

"Setuju," jawab para anggota DPR yang hadir.

Baca juga: Benarkah Ibu Kota Baru Memindah Masalah Jakarta ke Kalimantan?

Tak hanya itu, pemerintah juga sudah memilih "Nusantara" sebagai nama ibu kota negara nantinya.

Pemilihan nama tersebut telah melalui berbagai pertimbangan dari ahli bahasa dan sejarah.

Alasannya, "Nusantara" sudah dikenal sejak lama dan ikonik di kanca internasional.

Baca juga: Ramai soal Ibu Kota Baru Nusantara, Sudah Tepatkah Namanya?

Namun, mengapa ibu kota negara harus banget pindah ke tempat yang baru?

Populasi Jawa terlalu padat

Pra-desain istana negara di ibu kota negara (IKN) baru, Kalimantan Timur, Karya Nyoman Nuarta.Youtube Pra-desain istana negara di ibu kota negara (IKN) baru, Kalimantan Timur, Karya Nyoman Nuarta.

Salah satu alasan utama pemindahan ibu kota ini adalah beban Jakarta dan Jawa sudah terlalu berat.

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada 2015 menyebutkan, sebesar 56,56 persen masyarakat Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa.

Sementara di pulau lainnya, persentasenya kurang dari 10 persen, kecuali pulau Sumatera yang menyumbang 21,78 persen dari keseluruhan populasi Indonesia.

"Kita tidak bisa membiarkan terus menerus beban Jakarta dan Pulau Jawa semakin berat dalam hal kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas yang sudah terlanjur parah dan polusi udara dan air yang harus segera kita tangani," kata Presiden Joko Widodo pada 2019.

Kalimantan yang jauh lebih luas dari Jawa hanya menyumbang 6,05 persen atau 15.801.800 jiwa dari total populasi keseluruhan.

Baca juga: Di Balik Alasan Nama Ibu Kota Baru Nusantara dan Artinya...

Kontribusi ekonomi pada PDB

Selanjutnya, pemerintah beralasan bahwa kontribusi ekonomi di Jawa terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia atay Produk Domestik Bruto (PDB) sangat mendominasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com