Letnan Lousie E Coldenhoff bersama rekan-rekannya kemudian berangkat menuju Irian Barat menggunakan pesawat.
Namun, pesawat tidak langsung mendarat di Hollandia, melainkan singgah terlebih dahulu di Merauke. Selama berada di Merauke, mereka berlatih baris berbaris.
Setelah itu, mereka diberangkatkan ke Hollandia dan menerima perintah untuk mengibarkan bendera Merah Putih saat upacara serah terima Irian Barat dari UNTEA.
Menjelang pelaksanaan upacara, Louise bersama rekan-rekannya selain melakukan orientasi lapangan, juga melaksanakan pembersihan karena banyaknya pecahan botol yang berserakan di lapangan upacara.
Di sini juga dilakukan pembagian personel pengibar bendera. Satu orang menjadi personel utama dan satu orang sebagai cadangan.
Baca juga: Spesifikasi Senjata SS2 V4 Buatan Pindad yang Diamankan TNI dari KKB
Awalnya, Letnan Lousie E Coldenhoff ditunjuk sebagai cadangan dan Letnan An Go Lian Lie, sebagai personel utamanya.
Meskipun demikian, keduanya sama-sama berlatih teknik menurunkan dan menaikkan bendera.
Menjelang hari pelaksanaan, tepatnya pukul 24.00 malam, seorang Kolonel dari Angkatan Darat menginformasikan bahwa Letnan Lousie E. Coldenhoff harus menghadap Presiden Ir Soekarno.
Secara mengejutkan, Lousie Coldenhoff justru ditunjuk sebagai pengibar bendera.
Pada hari H, tiga bendera harus dikibarkan olehnya. Ketiga itu, yakni bendera PBB, bendera Belanda, dan bendera Indonesia. Letnan Lousie mengibarkan bendera Merah Putih saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan.
Tak hanya itu, Letan Louise juga diminta untuk menurunkan ketiga bendera tersebut. Adapun urutan penurunan bendera, mula-mula bendera PBB, bendera Belanda, dan bendera Indonesia.
Baca juga: Mengintip Spesifikasi Maung Pindad Versi Sipil yang Akan Dijual Mulai Rp 600 Jutaan
Ada sedikit perbedaan dalam menurunkan ketiga bendera itu. Jika bendera PBB dan Belanda diturunkan sampai tanah, bendera Indonesia hanya setengah tiang.
Hal ini dilakukan sebagai wujud penghormatan dari bangsa Indonesia kepada bangsa Belanda yang telah menyerahkan Irian Barat kepada PBB dan dilanjutkan diserahkan oleh PBB kepada bangsa Indonesia.
Setelah upacara selesai, keesokan harinya, Presiden Soekarno berpidato di hadapan ribuan masyarakat Irian Barat.
Baca juga: SMA Taruna Nusantara Buka Penerimaan Siswa Baru, Ini Syaratnya
Setelah kembali dari Irian Barat, Lousie E Coldenhoff beserta 11 Perwira Inti Kowal melanjutkan pendidikan ke Maryland, Amerika Serikat (AS), untuk mempelajari dan mengenal organisasi Women Accepted for Volunteer Emergency Service (Waves).
Di AS, mereka juga bertugas belajar bahasa Inggris dan manajemen.
Selepas menuntut ilmu di Negeri Paman Sam, ke-12 Perwira Inti Kowal tersebut, disiapkan juga sebagai tenaga perekrut sekaligus pendidik dan pembina bagi para calon anggota Kowal berikutnya di Seskoal, Cipulir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.