Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Korps Wanita Angkatan Laut 5 Januari, Begini Sejarah Lengkapnya

KOMPAS.com - Hari Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) diperingati setiap 5 Januari.

Dilansir dari perpusnas.go.id, Kowal lahir pada 5 Januari 1963.

Kelahiran Kowal bermula pada 1962, saat di lingkungan Angkatan Laut timbul gagasan untuk menampilkan peranan wanita Indonesia dalam bidang pertahanan dan keamanan, khususnya di bidang matra laut.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yang menjabat saat itu, Laksamana Muda Laut RE Martadinata, mendukung sepenuhnya gagasan ini.

Pada Juli 1962, beberapa Perwira Staf Pendidikan dikirim ke Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat di Bandung untuk mempelajari pembentukan Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).

Pembentukan Kowal

Setelah mempelajari dan mempersiapkannya secara matang, Menteri/KSAL mengeluarkan Surat Keputusan tertanggal 26 Juni 1962 berisi tentang pembentukan Kowal.

Pembentukan Kowal mempunyai tujuan untuk memberikan hak, kewajiban, dan kehormatan kepada wanita Indonesia untuk mengisi jabatan tenaga wanita Indonesia dalam rangka penyempurnaan dan efisiensi organisasi.

Pendidikan Kowal angkatan pertama diikuti 12 orang, dan mereka kemudian dilantik menjadi Perwira Kowal di lapangan Apel MBAL Jalan Gunung Sahari 67 Jakarta, pada 5 Januari 1963.

Pelantikan Kowal angkatan pertama pada 5 Januari 1963 ini kemudian dijadikan hari lahirnya Kowal.

Tak lama setelah pelantikan, 12 perwira Kowal menerima penugasan ke Irian Barat.

Penugasan pertama Kowal

Dihimpun dari Info Historia Buletin Kesejarahn TNI AL, pada 1 Mei 1963, dilakukan upacara penaikan bendera Merah Putih dan penurunan bendera PBB di Hollandia (sekarang Jayapura).

Upacara itu sekaligus menandai serah terima kekuasaan di Irian Barat dari Otoritas Pemerintahan Peralihan PBB (UNTEA/United Nations Temporary Executive Authority) kepada pemerintah Indonesia.

Dengan diserahkannya Irian Barat oleh UNTEA, maka wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah lengkap sesuai hasil Konferensi Meja Bundar pada 1949.

Bagi TNI AL, Irian Barat merupakan wilayah penugasan pertama bagi Kowal dari Angkatan pertama.

Dra. Lousie Elisabeth Coldenhoff yang saat itu berpangkat Letnan (W), adalah salah satu dari 12 orang Perwira Inti Kowal yang mendapat tugas kehormatan sebagai anggota pengibar bendera Merah Putih di Irian Barat.

Letnan Lousie E Coldenhoff bersama rekan-rekannya kemudian berangkat menuju Irian Barat menggunakan pesawat.

Namun, pesawat tidak langsung mendarat di Hollandia, melainkan singgah terlebih dahulu di Merauke. Selama berada di Merauke, mereka berlatih baris berbaris.

Setelah itu, mereka diberangkatkan ke Hollandia dan menerima perintah untuk mengibarkan bendera Merah Putih saat upacara serah terima Irian Barat dari UNTEA.

Menjelang pelaksanaan upacara, Louise bersama rekan-rekannya selain melakukan orientasi lapangan, juga melaksanakan pembersihan karena banyaknya pecahan botol yang berserakan di lapangan upacara.

Di sini juga dilakukan pembagian personel pengibar bendera. Satu orang menjadi personel utama dan satu orang sebagai cadangan.

Awalnya, Letnan Lousie E Coldenhoff ditunjuk sebagai cadangan dan Letnan An Go Lian Lie, sebagai personel utamanya.

Meskipun demikian, keduanya sama-sama berlatih teknik menurunkan dan menaikkan bendera.

Menjelang hari pelaksanaan, tepatnya pukul 24.00 malam, seorang Kolonel dari Angkatan Darat menginformasikan bahwa Letnan Lousie E. Coldenhoff harus menghadap Presiden Ir Soekarno.

Secara mengejutkan, Lousie  Coldenhoff justru ditunjuk sebagai pengibar bendera.

Pada hari H, tiga bendera harus dikibarkan olehnya. Ketiga itu, yakni bendera PBB, bendera Belanda, dan bendera Indonesia. Letnan Lousie mengibarkan bendera Merah Putih saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan.

Tak hanya itu, Letan Louise juga diminta untuk menurunkan ketiga bendera tersebut. Adapun urutan penurunan bendera, mula-mula bendera PBB, bendera Belanda, dan bendera Indonesia.

Melanjutkan pendidikan ke AS

Ada sedikit perbedaan dalam menurunkan ketiga bendera itu. Jika bendera PBB dan Belanda diturunkan sampai tanah, bendera Indonesia hanya setengah tiang.

Hal ini dilakukan sebagai wujud penghormatan dari bangsa Indonesia kepada bangsa Belanda yang telah menyerahkan Irian Barat kepada PBB dan dilanjutkan diserahkan oleh PBB kepada bangsa Indonesia.

Setelah upacara selesai, keesokan harinya, Presiden Soekarno berpidato di hadapan ribuan masyarakat Irian Barat.

Setelah kembali dari Irian Barat, Lousie E Coldenhoff beserta 11 Perwira Inti Kowal melanjutkan pendidikan ke Maryland, Amerika Serikat (AS), untuk mempelajari dan mengenal organisasi Women Accepted for Volunteer Emergency Service (Waves).

Di AS, mereka juga bertugas belajar bahasa Inggris dan manajemen.

Selepas menuntut ilmu di Negeri Paman Sam, ke-12 Perwira Inti Kowal tersebut, disiapkan juga sebagai tenaga perekrut sekaligus pendidik dan pembina bagi para calon anggota Kowal berikutnya di Seskoal, Cipulir.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/05/082500665/hari-korps-wanita-angkatan-laut-5-januari-begini-sejarah-lengkapnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke