Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Natal Identik dengan Pohon Cemara? Berikut Sejarahnya

Kompas.com - 25/12/2021, 20:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pohon cemara selalu menjadi ikon Hari Natal, selain Santa Claus dan Sinterklas. 

Salah satu benda yang hampir selalu ada di saat perayaan Natal, apa lagi kalau bukan pohon cemara atau pohon Natal.

Benda yang satu itu biasanya dipajang di rumah-rumah umat Kristiani menjelang, saat, hingga setelah momentum Hari Raya Natal.

Bagaimana sejarahnya pohon cemara identik dengan pohon Natal dan apa folosofinya?

Baca juga: Jelang Natal, Penjual Pohon Cemara Ramai Pembeli

Lambang kehidupan abadi

Ilustrasi Natal, pohon Natal. PIXABAY/EAK K. Ilustrasi Natal, pohon Natal.

Melansir Britannica, secara tradisional pohon cemara memang telah menjadi simbol Kristen.

Penggunaan pohon cemara sebagai rangkaian hiasan Natal berbentuk bulat (wreath) atau memanjang (garland) merupakan kebiasaan orang Mesir Kuno, China, dan Ibrani untuk melambangkan kehidupan yang abadi.

Berbeda dengan kalangan masyarakat di Eropa, pohon ini menjadi simbol pertobatan mereka ke dalam agama Kristen.

Sementara bagi orang Skandinavia, pohon Natal didirikan di dalam rumah selama Natal dan tahun baru dipercaya untuk menakut-nakuti iblis, menangkal kekuatan sihir, hantu, dan penyakit.

Sementara melansir ABC (19/12/2016), penggunaan pohon cemara di akhir tahun atau ketika memasuki musim dingin, disebut sudah ada sejak lama, bahkan sebelum ajaran Kristen menyebar.

Ketika itu, pohon cemara atau pinus diletakkan di dalam rumah sebagai tanda kesuburan dan kehidupan baru di kegelapan musim dingin.

Dr Dominique Wilson dari University of Sydney menyebut ini sesungguhnya lebih kepada tema pangan, ketimbang keagamaan.

Baca juga: Mengapa Perayaan Natal Identik dengan Pohon Cemara yang Dihias?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com