Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Gunung Welirang Meletus Ditandai Langit Merah dan Petir

Kompas.com - 16/12/2021, 08:32 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar klaim bahwa Gunung Welirang di Malang mengalami erupsi atau meletus.

Sebuah video yang menunjukkan langit berwarna merah seperti terbakar dan ada kilatan cahaya juga disertakan untuk memperkuat klaim tersebut.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa klaim tersebut tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Akun Facebook yang menyebarkan klaim bahwa Gunung Welirang mengalami erupsi adalah akun ini.

Pada unggahannya Selasa, (14/12/2021), dia menyebut gunung tersebut meletus seperti prediksinya.

Dia mengatakan, setelah Gunung Semeru, semua gunung di sekitarnya juga akan meletus.

Berikut narasi lengkapnya:

"Sore Tadi Mulai Batuk"" Dehem nya Gunung Welirang Di Malang , Meletus ini ,,, Ternyata Prediksi ku Benar semua Setelah Gunung Semeru ,,, Ga lama setelah ini ada Gunung yg meletus lagi dekat daerah sini ,,,
SALAM DAMAI RAHAYU ,,,"

Akun itu juga mengunggah video yang menampilkan langit berwarna merah di sekitar sebuah gunung. Muncul kilatan cahaya di langit merah itu seperti petir.

Klaim dari unggahan itu: Gunung Welirang meletus/mengalami erupsi.

Sementara itu, arsip unggahan tersebut bisa dilihat di sini.

Berikut ini tangkapan layar unggahan tersebut:

Konfirmasi Kompas.com

Koordinator Kelompok Mitigasi Gunung Api Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto menegaskan bahwa klaim Gunung Welirang mengalami erupsi adalah tidak benar atau hoaks.

"Betul (hoaks)," kata Kristianto kepada Kompas.com, Rabu (15/12/2021).

Langit memerah dan munculnya kilatan cahaya di Gunung Welirang, imbuhnya, merupakan fenomena meteorologi, bukan merupakan peristiwa vulkanologi atau masalah gunung berapi.

"Fenomena yang terjadi di atas Gunung Arjuno-Welirang lebih ke fenomena meteorologi," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan Kompas.com, Selasa (14/12/2021), Koordinator Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Timur Taufiq Hermawan menjelaskan, fenomena awan kemerahan merupakan hal yang biasa terjadi sebagai salah satu contoh fenomena optik atmosfer.

Warna kemerahan pada awan dan langit di sekitarnya disebabkan pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer, sehingga menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang, dan memunculkan warna kemerahan.

Semakin rendah posisi Matahari dari garis cakrawala, semakin rendah pula cahaya merah yang dicapai.

"Fenomena langit kemerahan ini biasa terjadi pada sore menjelang malam hari," kata Taufiq.

Dia menambahkan, berdasarkan radar cuaca BMKG Juanda memantau beberapa pertumbuhan awan Cumulonimbus di sekitar lokasi pada video.

Awan Cumulonimbus merupakan satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan kilat dan petir.

"Sambaran kilat dari awan ini menambah efek cahaya kemerahan di langit tersebut," katanya lagi.

Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat tidak panik dan tetap memantau informasi dari kanal resmi terkait agar terhindar dari isu-isu yang tidak bertanggung jawab.

Kesimpulan

Klaim bahwa Gunung Welirang erupsi dengan ditandai langit memerah dengan kilatan petir adalah hoaks.

Langit kemerahan disebabkan pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer, sehingga menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang dan memunculkan warna kemerahan.

Sementara itu, petir muncul akibat adanya awan Cumulonimbus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com