Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Sehat Mana, Sayuran Mentah atau Sayuran Matang?

Kompas.com - 12/12/2021, 12:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Sayuran adalah menu utama ketika Anda tengah menjalankan pola hidup sehat atau pola diet.

Sayuran yang kaya akan vitamin, mineral dan serat akan menyehatkan sistem metabolisme dan mengurangi risiko penumpukan lemak dan kolesterol jahat.

Beberapa jenis sayuran ada yang harus dimasak terlebih dahulu untuk bisa aman dan enak dikonsumsi.

Namun beberapa jenis lainnya, sama-sama enaknya baik dikonsumsi mentah atau matang melalui proses pengolahan di atas api.

Pertanyaan yang mungkin timbul adalah, sehat mana antara sayuran mentah atau sayuran yang sudah matang karena proses pemanasan?

Baca juga: Sayuran dan Buah yang Bisa Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Plus minus sayuran mentah

Melansir healthyEating.sfgate, sayuran mentah mengandung lebih banyak vitamin yang larut dalam air.

Beberapa vitamin seperti vitamin C, akan mudah rusak jika dipanaskan. Jadi ketika Anda mengonsumsi sayuran mentah, Anda akan mendapatkan lebih banyak vitamin dalam kondisi utuh dan bagus.

Ketika direbus, vitamin dalam sayuran seperti brokoli akan larut ke dalam air rebusan. Karena inilah perebusan sayuran tak disarankan dilakukan dalam waktu terlalu lama.

Sayuran mentah memiliki kandungan vitamin dan antioksidan lebih utuh dibanding sayuran matang.Unsplash/Nadine Primeau Sayuran mentah memiliki kandungan vitamin dan antioksidan lebih utuh dibanding sayuran matang.
Selain lebih banyak mendapatkan vitamin, Anda juga akan lebih maksimal dalam mendapatkan antioksidan dari sayuran, mengingat antioksidan juga bisa rusak jika melalui proses pemanasan.

Selain itu, makan sayuran mentah juga bisa mendapatkan tekstur segar yang crunchy. Ketika mulut mengunyah sayuran, aroma dan tekstur sayuran yang kriuk akan bisa membangkitkan selera makan.

Namun awas, ketika makan sayuran mentah Anda harus benar-benar bersih dalam mencuci sayuran yang ada. Sisa pestisida atau berbagai jamur dan bakteri bisa masih melekat di penampang sayuran dan membahayakan tubuh Anda.

Beberapa sayuran juga baru bisa diambil khasiatnya ketika sudah melalui proses pemasakan. Jadi ketika dimakan mentah, Anda tak akan mendapatkan khasiatnya secara maksimal.

Seperti misalnya wortel. Properti beta karotin dan vitamin A-nya akan lebih banyak keluar jika wortel sudah dipanaskan.

Baca juga: 5 Cara Mengurangi Rasa Pahit dari Sayuran

Plus minus sayuran matang

Mengonsumsi sayuran matang memang relatif lebih aman, karena paparan virus, bakteri dan sisa pestisida biasanya akan mati atau hilang dalam proses pemanasan.

Sayuran matang juga biasanya lebih mudah dicerna oleh usus, karena dinding-dinding selnya sudah lunak lewat proses pemanasan.

Namun proses pemasakan atau pemanasan yang terlalu lama bisa membuat kandungan vitamin dan antioksidan di dalam sayuran hilang. 

Proses perebusan membuat vitamin dan antioksidan larut ke dalam air.PIXABAY/ HBH-MEDIA-photography Proses perebusan membuat vitamin dan antioksidan larut ke dalam air.
Perebusan sayuran adalah cara paling cepat merusak kandungan vitamin dan antioksidan milik sayuran. Beberapa vitamin akan terlarut ke dalam air, dan akan terbuang ketika sayuran ditiriskan.

Memasak sayuran dalam minyak panas juga bisa merusak antioksidan yang ada. Panasnya minyak bisa menetralkan kandungan antioksidan dari sayuran.

Jadi jika ingin tetap mendapatkan nutrisi dari sayuran, olah sayuran dengan cepat, jangan memanaskannya terlalu lama.

Hindari pula merebus sayuran agar vitamin tak larut, lebih baik gunakan kukusan yang jauh lebih aman.

Kemudian tumis sayuran menggunakan air kaldu daripada menumisnya dengan minyak panas yang bisa merusak zat-zat antioksidan dalam sayuran.

Baca juga: 5 Kesalahan dalam Mengolah Sayuran yang Membuat Nutrisi Hilang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com