Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips untuk Mempercepat Kehamilan

Kompas.com - 08/12/2021, 20:38 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi sebagian pasangan, memiliki momongan atau anak merupakan hal yang dinanti-nantikan di dalam suatu keluarga.

Apalagi jika pasangan tersebut telah merencanakan jauh-jauh hari untuk memiliki anak.

Namun, ada juga pasangan yang sudah merencanakan memiliki anak, namun tidak kunjung mendapat hasil yang memuaskan karena tidak memperhatikan tanggal masa kesuburan sang istri.

Baca juga: Kenali Linea Nigra, Garis Samar yang Ada di Perut Perempuan

Lantas, apa saja tips untuk mempercepat kehamilan?

Dokter spesialis kandungan RSPI Puri Indah, dr Thomas Chayadi mengatakan, masa kesuburan merupakan masa di mana perempuan mulai menghasilkan sel telur di mana jika telur tersebut dibuahi maka akan menjadi calon bayi.

Jika pada masa subur telur tidak dibuahi, maka sel telur akan luruh dari rahim dan dibuang melalui vagina.

"Masa subur itu di mana perempuan mengeluarkan telur, itu telurnya bisa jadi benih atau dibuang, kalau masa subur sudah lewat akan meluruh," ujar Thomas kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Ramai soal Sayuran yang Berbahaya bagi Ibu Hamil, Ini Penjelasan Dokter...

Terkait masa subur, Thomas menganjurkan agar calon ibu memperhatikan makanan yang dapat mempercepat terjadinya kehamilan.

1. Konsumsi makro dan mikronutrien

Ilustrasi ibu hamil dan obesitas Ilustrasi ibu hamil dan obesitas

Menurutnya, makanan yang berpengaruh baik dalam terjadinya kehamilan harus mengandung makronutrien dan mikronutrien.

Ia menjelaskan dua kandungan ini berperan penting dalam proses terjadinya kehamilan.

"Orang yang akan menjalani masa kehamilan baiknya mengurangi makanan yang mengandung glikemik dan serat berlebih karena akan mengganggu terjadinya ovulasi," ujar dokter yang juga bekerja di RSIA Grand Family PIK, Jakarta, ini.

Baca juga: Posisi Tidur yang Nyaman dan Aman untuk Ibu Hamil

Ia juga menjelaskan, jika perempuan yang sering mengonsumsi kacang-kacangan dan diet protein yang seimbang maka akan berpengaruh baik dalam pembuahan.

Kandungan makronutrien yang diperlukan, yakni karbohidrat, protein, dan lemak.

Sementara untuk mikronutrien terdiri dari asam folat, vitamin D, dan zat besi.

"Tiga peran ini dapat menangkal hal-hal yang dapat mengganggu proses perkembangan sel telur, seperti pembelahan sel yang kurang baik, peningkatan kadar stres oksidatif, dan kematian sel," katanya lagi.

Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan bagi Ibu Hamil Selama Pandemi Covid-19

2. Hindari obesitas

Banyak orang mencari jenis olahraga mengecilkan perut buncit dalam 1 minggu karena merasa tidak nyaman dengan lemak perut yang tampak berlebih.

Sayangnya, tidak ada cara instan untuk mengecilkan perut buncit.PEXELS/ANDRES AYRTON Banyak orang mencari jenis olahraga mengecilkan perut buncit dalam 1 minggu karena merasa tidak nyaman dengan lemak perut yang tampak berlebih. Sayangnya, tidak ada cara instan untuk mengecilkan perut buncit.

Selain itu, Thomas mengungkapkan bahwa jika ingin sukses dalam proses terjadinya pembuahan, maka sebaiknya pasangan menghindari lemak berlebih atau obesitas.

"Perempuan obesitas berisiko 3 kali lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesuburan, penurunan kualitas sel telur, dan menurunkan kualitas embrio, serta meningkatkan risiko keguguran" kata dia.

Oleh karena itu, Thomas menyarankan agar perempuan dengan kelebihan berat badan harus memperbaiki status gizinya untuk mengembalikan fungsi kesuburan dan dampak buruk lainnya.

Tidak hanya berlaku untuk orang dengan kelebihan berat badan, sebaliknya, orang yang memiliki berat badan yang terlalu rendah atau terlalu kurus juga dapat menyebabkan terganggunya proses pembuahan.

Baca juga: Mungkinkah Ada Ibu Tak Sadar Hamil Tiba-tiba Melahirkan? Ini Penjelasan Medisnya

3. Pengaruh hormon

Di sisi lain, ada faktor yang dapat memengaruhi proses terjadinya pembuahan, yakni hormon.

Thomas menyampaikan, apabila kita mengonsumsi makanan dengan makronutrien dan mikronutrien yang seimbang, maka akan berpengaruh juga pada penyeimbangan hormon, terutama hormon seks.

Hormon seks yang dimaksud antara lain, esterogen dan progesteron pada perempuan, dan testosteron pada laki-laki.

"Misalnya jika si perempuan terlalu kurus dan kekurangan lemak, maka proses pembentukan hormon terutama hormon seks akan terganggu," kata dia.

"Sebab, kurus dan kekurangan lemak dan berpengaruh pada proses pembentukan hormon seks terganggu, maka keseluruhan hormon juga akan terganggu," lanjut dia.

Sementara itu, Thomas juga menyarankan kepada pasangan yang telah berhasil mengalami proses kehamilan, untuk perempuan disarankan agar menghindari makanan mentah atau tidak dimasak matang keseluruhan.

Menurutnya, hal itu dikhawarirkan akan menyebabkan infeksi, misalnya infeksi tokso.

Baca juga: Obesitas, Covid-19, dan Meningkatnya Risiko Kematian...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Syarat Vaksinasi Ibu Hamil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com