Disebutkan, cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 14.386.470 barel dan gas bumi sebesar 112.356.680 barel.
Salah satunya adalah ladang gas D-Alpha yang terletak 225 km utara Pulau Natuna dengan total cadangan 222 trillion cubic feet (TCT).
Ada juga gas hidrokarbon yang bisa didapat sebesar 46 TCT, yang merupakan salah satu sumber terbesar di Asia.
Ladang tersebut masih masuk dalam wilayah ZEE Indonesia.
Banyak juga sumber daya lain yang belum terolah dengan optimal, seperti kekayaan perikanan laut dengan pemanfaatan hanya 36 persen dari total kekayaan yang ada.
Dari 36 persen itu, manfaat yang didapatkan oleh Kabupaten Natuna sendiri hanya berkisar 4,3 persen saja.
Di bidang pertanian dan perkebunan, Natuna kaya akan ubi-ubian, kelapa, karet, sawit, dan cengkeh.
Belum lagi kekayaan wisata alam di wilayah pulau itu, mulai dari pantai, pulau, bawah laut, gunung, air terjun, goa, dan budaya lokal setempat.
Baca juga: Jadi Polemik antara Indonesia dengan China, di Mana Letak Laut Natuna?
Melansir Kompas.com, Kamis (2/12/2021), Indonesia memegang aturan yang tertuang dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut (Unclos).
Berdasarkan aturan itu, Indonesia berhak dan berdaulat untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kontinennya.
Dalam Pasal 73 Unclos, Indonesia berwenang untuk menegakkan hukum dan peraturan nasional terhadap kapal asing yang menangkap ikan secara ilegal di ZEE Indonesia tanpa persetujuan Indonesia.
Indonesia mengartikan ujung selatan Laut Cina Selatan merupakan ZEE-nya, jika mengacu Unclos.
Atas dasar itu, perairan di wilayah tersebut diberi nama Laut Natuna Utara pada 2017 silam.
Sementara itu, China merasa keberatan dengan keputusan Indonesia menamai perairan tersebut dengan Natuna Utara.
Pasalnya, China menganggap perairan itu berada dalam klaim teritorialnya yang ditandai dengan sembilan garis putus-putus berbentuk "U" atau disebut sebagai dash line.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.