Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Natuna, Letak dan Potensi Kekayaan Alamnya

KOMPAS.com - China baru-baru ini mengirimkan nota protes ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) atas kegiatan pengeboran minyak dan gas di lepas pantai Natuna.

Dalam memo tersebut, China menyampaikan perintah kepada Indonesia untuk menghentikan sementara pengeboran migas di perairan Natuna Utara.

Mereka mengklaim wilayah tersebut masih merupakan teritorial China.

Wilayah perairan di dekat laut China Selatan ini memang masih menjadi sengkarut dan acap kali menimbulkan ketegangan antara kedua negara.

Di mana kah Natuna? Apa saja yang ada di sana? Mari mengenal Natuna secara lebih dekat.

Posisi Natuna

Pulau Natuna merupakan wilayah yang masuk dalam Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Berdasarkan laman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, kabupaten ini terletak di sisi paling utara, yakni di Selat Karimata.

Kabupaten ini dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 dari hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau.

Berawal dari 6 kecamatan, mulai tahun 2004 kabupaten ini terdiri dari 10 kecamatan dan 53 desa.

Letak geografis Natuna

Secara geografis, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sisi utara.

Di sisi selatan, Natuna berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi.

Di bagian barat, Natuna berbatasan dengan Singapura, Malaysia, dan Riau.

Di bagian timur, Natuna berbatasan dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat.

Kekayaan alam minyak dan gas Natuna

Pulau yang letaknya berada di jalur pelayaran internasional ini memiliki beragam kekayaan alam.

Potensi sumber dayanya yang terkenal adalah kekayaan bumi berupa minyak dan gas.

Disebutkan, cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 14.386.470 barel dan gas bumi sebesar 112.356.680 barel.

Salah satunya adalah ladang gas D-Alpha yang terletak 225 km utara Pulau Natuna dengan total cadangan 222 trillion cubic feet (TCT).

Ada juga gas hidrokarbon yang bisa didapat sebesar 46 TCT, yang merupakan salah satu sumber terbesar di Asia.

Ladang tersebut masih masuk dalam wilayah ZEE Indonesia.

Banyak juga sumber daya lain yang belum terolah dengan optimal, seperti kekayaan perikanan laut dengan pemanfaatan hanya 36 persen dari total kekayaan yang ada.

Dari 36 persen itu, manfaat yang didapatkan oleh Kabupaten Natuna sendiri hanya berkisar 4,3 persen saja.

Di bidang pertanian dan perkebunan, Natuna kaya akan ubi-ubian, kelapa, karet, sawit, dan cengkeh.

Belum lagi kekayaan wisata alam di wilayah pulau itu, mulai dari pantai, pulau, bawah laut, gunung, air terjun, goa, dan budaya lokal setempat.

Diklaim China

Melansir Kompas.com, Kamis (2/12/2021), Indonesia memegang aturan yang tertuang dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut (Unclos).

Berdasarkan aturan itu, Indonesia berhak dan berdaulat untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kontinennya.

Dalam Pasal 73 Unclos, Indonesia berwenang untuk menegakkan hukum dan peraturan nasional terhadap kapal asing yang menangkap ikan secara ilegal di ZEE Indonesia tanpa persetujuan Indonesia.

Indonesia mengartikan ujung selatan Laut Cina Selatan merupakan ZEE-nya, jika mengacu Unclos.

Atas dasar itu, perairan di wilayah tersebut diberi nama Laut Natuna Utara pada 2017 silam.

Sementara itu, China merasa keberatan dengan keputusan Indonesia menamai perairan tersebut dengan Natuna Utara.

Pasalnya, China menganggap perairan itu berada dalam klaim teritorialnya yang ditandai dengan sembilan garis putus-putus berbentuk "U" atau disebut sebagai dash line.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/03/183000865/mengenal-natuna-letak-dan-potensi-kekayaan-alamnya

Terkini Lainnya

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke