Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Ethiopian Airlines Dibajak dan Jatuh di Samudra Hindia karena Kehabisan Bahan Bakar, 125 Orang Tewas

Kompas.com - 23/11/2021, 07:13 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 25 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 23 November 1996, pesawat dari maskapai Ethiopian Airlines dibajak sekelompok orang dan terjatuh di Samudra Hindia.

Sebagaimana dimuat BBC on This Day, Ethiopian Airlines Boeing 767 jatuh di Samudra Hindia setelah kehabisan bahan bakar.

Dari 175 penumpang dan awak pesawat, setidaknya 125 orang tewas dikarenakan pesawat pecah saat mencoba pendaratan darurat di lepas pantai berjarak 500 meter di Kepulauan Komoro.

Sejumlah turis dan penduduk sekitar dapat menjangkau lokasi di mana pesawat jatuh dalam beberapa menit usai pesawat menumbuk laut.

Saat itu, sekitar 50 orang diyakini mampu diselamatkan hidup-hidup dari puing-puing pesawat, termasuk dua dari terduga tersangka pembajak.

Baca juga: Pesawat Tim Bulu Tangkis Piala Sudirman Indonesia Alami Go Around, Apa Itu?

Kronologi pembajakan dan jatuhnya Ethiopian Airlines

Pesawat dengan nomor penerbangan ET961 itu awalnya terbang dari Bandara Internasional Bole Addis Ababa, Ethiopia, menuju Bandar Udara Internasional Jomo Kenyatta, Nairobi, Kenya.

Empat jam setelah lepas landas, tiga pelaku beraksi mengambil alih kendali pesawat.

Menurut otoritas udara Ethiopia, para pembajak memerintahkan pilot agar pesawat terbang ke Australia.

Pembajak sempat meminta pilot agar mendarat terlebih dahulu di Bandara Internasional Hahaya di Komoro untuk mengisi bahan bakar, 15 mil dari lokasi jatuhnya pesawat.

Baca juga: Drama Pembajakan Pesawat DC 9 Woyla Garuda Indonesia...

Namun nahas, bahan bakar lebih dulu habis sebelum sempat diisi. Walhasil, pesawat jatuh ke laut. Pesawat menghujam samudra dan berakhir celaka.

"Lautnya sedang pasang dan pesawat hancur akibat benturan," ujar seorang saksi mata, manajer hotel di pesisir lokasi kejadian, Bruce Thompson.

"Itu pasti pendaratan darurat yang tidak mulus, lautnya bergelombang dan pesawat pecah karena benturan, badan pesawat pecah menjadi tiga bagian," kata dia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Mandala Jatuh dan Meledak di Medan, 149 Tewas

Ada tiga pelaku yang ingin mencari suaka ke Australia

B737 MAX 8 Ethiopian Airlines.Boeing Mediaroom B737 MAX 8 Ethiopian Airlines.

Di antara para penumpang yang tewas, salah satunya adalah fotografer terkemuka asal Kenya, yang memiliki reputasi sebagai salah satu fotografer terkemuka di Afrika, Mohamed Amin.

Sementara korban selamat, termasuk pilot dan co-pilot, langsung dilarikan ke rumah sakit.

Pihak berwajib awalnya menangkap dua orang selamat yang diduga sebagai pembajak.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Akhir dari Pembajakan 8 Hari Pesawat Indiana Airlines

Namun, keduanya kemudian dibebaskan karena tak ada bukti yang cukup.

Beberapa pekan kemudian, polisi berhasil mengidentifikasi dan menangkap tiga orang yang diyakini sebagai pembajak Ethiopian Airlines ET961.

Diketahui, motif pembajakan lantaran ketiga tersangka yang terdiri dari 2 pengangguran dan seorang perawat ingin pergi ke Australia untuk mencari suaka politik.

Baca juga: Spesifikasi Pesawat Kepresidenan yang Ganti Cat Merah Putih, Apa Kecanggihannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com