KOMPAS.com - Pengecatan pesawat kepresidenan Indonesia-1 yakni armada Boeing Business Jet (BBJ) 2 di tengah pandemi Covid-19 menuai sorotan berbagai pihak, termasuk warganet di media sosial.
Pengecatan ulang pesawat kepresidenan dinilai memboroskan anggaran negara terlebih saat ini dalam masa pandemi Covid-19.
Hal tersebut kali pertama diketahui lewat twit mantan anggota Ombudsman Republik Indonesia yang juga pengamat penerbangan, Alvin Lie, melalui akun Twitter-nya.
Menurut Alvin, biaya cat ulang pesawat kepresidenan berkisar antara 100-150 ribu dollar AS atau sekitar Rp 1,4 miliar- Rp 2,1 miliar.
Baca juga: Ramai Inspeksi Boeing 737, Mengapa Pesawat Bisa Mengalami Keretakan?
Diberitakan Kompas.com, 10 April 2014, pesawat Kepresidenan BBJ2 memiliki seri 737-800 yang diproduksi Boeing Company sejak 2011.
Sejak pertama kali tiba di Indonesia, tepatnya di Base Operations (Base Ops) Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada 10 April 2014, pesawat BBJ2 membuat takjub para tamu undangan pada acara serah terima yang langsung dihadiri dari pihak Boeing.
Sebab, sejak 69 tahun Indonesia merdeka, ini merupakan kali pertama Indonesia memiliki pesawat kepresidenan sendiri.
Baca juga: Ramai Rekaman Radar Pesawat Angkut WNA, Begini Tanggapan AirNav
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.