KOMPAS.com - YouTube resmi menghilangkan tampilan jumlah dislike dari video pada 10 November 2021.
Melansir Blog YouTube, keputusan ini bukan berarti menghilangkan tombol dislike, melainkan mengatur agar jumlah dislike hanya dapat dilihat oleh content creator.
"Kami membuat tampilan jumlah dislike di YouTube menjadi pribadi (hanya bisa dilihat kreator), tetapi tombol dislike tidak akan hilang," demikian penjelasan YouTube.
Perubahan tampilan jumlah dislike ini sudah mulai berlaku, dan dapat dilihat salah satunya pada video di kanal YouTuber PewDiePie yang diunggah pada 24 Desember 2016.
Video tersebut merupakan salah satu yang mendapatkan dislikes terbanyak di YouTube, karena PewDiePie dengan sengaja mengajak penonton untuk menekan tombol dislike.
Pada 11 November 2021, video tersebut tercatat mendapatkan 5,6 juta dislikes dari warganet.
Dari pantauan Kompas.com, Senin (15/11/2021) jumlah dislike tersebut sudah tidak terlihat, dan hanya jumlah like sebanyak 371 ribu yang ditampilkan.
Baca juga: Daftar 10 Kalimat Pembuka Favorit Vlogger di YouTube, Apa Saja?
YouTube mengatakan, keputusan untuk menghilangkan tampilan jumlah dislike itu dilakukan guna melindungi kreator, dan mencegah terjadinya penyalahgunaan tombol dislike.
Keputusan ini diambil setelah YouTube melakukan eksperimen terhadap tombol dislike pada awal tahun ini.
Eksperimen itu dilakukan untuk melihat apakah hal tersebut membawa pengaruh lebih baik pada kreator.
"Kami bereksperimen dengan tombol dislike untuk melihat apakah perubahan ini dapat membantu melindungi pembuat konten kami dengan lebih baik dari pelecehan. Selain itu, mengurangi serangan dislikes, di mana orang-orang dengan sengaja meningkatkan jumlah dislikes pada video kreator," jelas YouTube.
Pada eksperimen itu, penonton tetap dapat melihat dan menggunakan tombol dislike.
Namun karena jumlah dislike tidak terlihat oleh mereka, YouTube menemukan bahwa penonton cenderung tidak menargetkan tombol dislike pada video, untuk meningkatkan jumlah orang yang tidak menyukai sebuah video.
"Singkatnya, data eksperimen kami menunjukkan penurunan perilaku serangan dislikes," demikian pernyataan YouTube.
YouTube juga menyatakan bahwa kebijakan ini diambil, salah satunya, untuk melindungi para konten kreator pemula yang baru terjun di platform tersebut.
"Kami juga mendengar langsung dari konten kreator kecil yang baru memulai bahwa mereka ditargetkan secara tidak adil oleh perilaku ini. Eksperimen kami mengonfirmasi bahwa hal ini (serangan dislike) terjadi pada proporsi yang lebih tinggi di channel yang lebih kecil," jelas Youtube.
Baca juga: Mulai September, HP Android Ini Tidak Bisa Buka Gmail dan YouTube
YouTube menjelaskan, kreator konten tetap dapat menemukan jumlah persis dislike yang mereka terima pada laman YouTube Studio.
Penonton juga masih dapat menekan tombol dislike pada sebuah video untuk menyesuaikan konten yang direkomendasikan untuk mereka, dan memberikan masukan secara pribadi kepada pembuat konten.
Berkaca dari eksperimen yang telah mereka lakukan, YouTube menyatakan bahwa mereka memahami bahwa beberapa penonton telah menggunakan tampilan jumlah dislikes sebagai acuan untuk menentukan apakah sebuah video layak ditonton.
"Kami tahu bahwa Anda mungkin tidak setuju dengan keputusan ini, tetapi kami percaya bahwa ini adalah hal yang benar untuk dilakukan untuk platform," jelas YouTube.
Platform tersebut juga menyatakan bahwa kebijakan menghilangkan tampilan jumlah dislikes ini adalah satu dari sekian banyak kebijakan yang akan diambil YouTube di masa mendatang untuk melindungi kreator.
"Kami ingin menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling menghormati, di mana kreator memiliki kesempatan untuk sukses dan merasa aman untuk mengekspresikan diri," demikian pernyataan YouTube.
Melansir BBC, Sabtu (13/11/2021) salah seorang kreator YouTube, rapper Kenzo Jae, menyambut baik kebijakan YouTube menghilangkan tampilan jumlah dislike.
"Ini akan mencegah banyak trolling dan orang-orang kejam di internet yang ingin mencoba menjatuhkan karya kreatif orang lain," ujar Kenzo.
Mahasiswa berusia 18 tahun asal Bradford ini mempromosikan musiknya di YouTube dan hanya memiliki sekitar 200 subscribers.
Seperti yang telah disampaikan YouTube, alasan penghapusan tampilan jumlah dislikes adalah untuk melindungi kreator kecil seperti Kenzo.
Kenzo mengatakan, ia sering mengkhawatirkan tanggapan orang-orang tentang video yang ia unggah di kanal YouTubenya.
Menurut dia, menghapus tampilan jumlah dislikes dapat membantu menjaga kesehatan mental para pembuat konten.
"Anda mengerjakan sesuatu sepenuh hati, dan kemudian tanggapannya tidak seperti yang Anda inginkan, dengan likes atau dislikes, itu bisa mengecewakan," kata Kenzo.
"Di akun Instagram saya, saya telah menghapus jumlah likes dan itu sangat membantu, karena saya menjadi tidak peduli dengan jumlah orang yang menyukai konten saya," imbuhnya.
Akan tetapi, pendapat berbeda diungkapkan oleh YouTuber Chris Burton, yang menjalankan channel Half-Asleep Chris.
Kanal tersebut berisi video kegiatan Chris ketika ia ambil bagian dalam proyek-proyek positif, seperti memungut sampah atau membuat trek Lego raksasa.
Chris mengatakan, tampilan jumlah dislikes bisa sangat membantu bagi pengguna YouTube untuk terhindar dari konten-konten yang bersifat clickbait.
"Anda ingin segera mengetahui seberapa bagus videonya, sebelum Anda menontonnya," kata pria 27 tahun dari Hampshire itu.
"Sering kali, Anda tidak dapat mempercayai judul atau thumbnail. Jika Anda melihat video tutorial dan mendapat banyak dislikes, Anda tahu itu tidak akan membantu Anda," ujar Chris.
Chris mengatakan, ia sulit melihat bagaimana kebijakan YouTube ini dapat melindunginya dari stres, karena ia masih bisa melihat total dislikes yang ia terima sebagai kreator.
Menurut Chris, kebijakan ini memang menghilangkan aspek intimidatif dari serangan dislikes atau dislikes bombing.
Akan tetapi, menurut dia, mayoritas pengguna YouTube tidak melihat tombol dislikes sebagai cara untuk menjatuhkan kreator.
"Saya tidak berpikir itu cara 99 persen orang menggunakan tombol dislikes," kata Chris.
Chris mengungkapkan, ia merasa sudah cukup puas dengan alat atau fitur yang sudah disediakan YouTube untuk menghentikan bullying online.
"Itu sudah otomatis memblokir banyak ujaran kebencian, dan menurut saya fantastis. Fitur tersebut membuat komentar harus ditinjau, dan tidak akan ditayangkan kecuali saya mengekliknya secara manual," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.