KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Tuvalu Simon Kofe membuat video pernyataan untuk konferensi perubahan iklim internasional terbesar COP26 di tengah laut.
Beredar foto saat Kofe sedang membuat video pernyataan tersebut. Dalam foto itu, tampak Kofe berbicara di depan kamera di pinggir laut.
Ia berdiri di depan podium di tengah laut. Sementara di belakangnya, ada bendera dan latar biru seadanya. Di balik setelan jasnya, Kofe memakai celana pendek selutut.
Foto itu menarik perhatian warganet, karena menggambarkan secara nyata perubahan iklim yang sedang terjadi.
Negara kepulauan ini terancam tenggelam akibat krisis iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan laut.
Foto Kofe di tengah laut ini salah satunya diunggah oleh akun Twitter @achandftv pada Jumat (5/11/2021). Unggahannya mendapat 31 ribu like, 6.483 komentar dan 593 quote.
A Minister in Tuvalu, Simon Kofe today recorded a video statement for #COP26 pic.twitter.com/mLLrd6JIFc
— Anish Chand (@achandftv) November 5, 2021
Baca juga: Daftar 112 Wilayah di Indonesia yang Berpotensi Tenggelam
Dilansir dari SBS, Minggu (7/11/2021), Menlu Simon Kofe sengaja menyampaikan pesan di tengah laut untuk konferensi tingkat tinggi (KTT) perubahan iklim COP26 yang diadakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ia mengungkapkan bahaya nyata yang dihadapi negaranya akibat dampak krisis iklim.
Video tersebut akan diputar pada hari Selasa (9/11/2021), di Glasgow sebagai bagian dari acara sampingan Mobilitas Perubahan Iklim Pasifik dan Keamanan Manusia di COP26.
“Pernyataan itu menyandingkan pengaturan COP26 dengan situasi kehidupan nyata yang dihadapi di Tuvalu karena dampak perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut, dan menyoroti tindakan berani yang diambil Tuvalu untuk mengatasi masalah mobilitas manusia yang sangat mendesak di bawah perubahan iklim,” tulis Kementerian Kehakiman Tuvalu dalam sebuah pernyataan.
Melalui video tersebut, Kofe juga membandingkan demonstrasi 2009 oleh pemerintah Maladewa, yang mengadakan rapat kabinet di bawah air dengan peralatan selam untuk menunjukkan betapa nyatanya bahaya naiknya permukaan laut.
Perwakilan dari Pasifik ini tidak bisa menghadiri KTT COP26 secara langsung karena terkendala pandemi Covid-19. Hanya tiga pemimpin dari empat belas negara Pasifik yang melakukan perjalanan ke Glasgow untuk berpidato.
Baca juga: 5 Isu Utama KTT Iklim COP26 Glasgow Hari Kedua
Pemerintah Tuvalu mengatakan, sudah 2 dari 9 pulau Tuvalu berada di ambang kehancuran, karena tenggelam oleh kenaikan air laut dan erosi pantai.
Dikutip dari The Guardian, 16 Mei 2019, sebagian besar pulau terletak hampir tiga meter di atas permukaan laut, dan pada titik tersempitnya, di Fongafale hanya membentang sepanjang 20 meter.
Saat terjadi badai, ombak menghantam pulau dari timur dan barat, dan "menelan" negara itu.