Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Ratusan Telur Dinosaurus Berusia 193 Juta Tahun

Kompas.com - 02/11/2021, 16:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Mereka tumbuh dengan berat sekitar 1,5 ton, mencapai panjang 26 kaki dari hidung ke ujung ekor. Namun, ukuran bayi bisa muat di telapak tangan manusia.

Sejak itu, tim Pol juga telah menemukan dan mempelajari isi dari sarang yang berukuran kurang dari setengah mil persegi.

Pada 2017, ia membawa 30 telur ke laboratorium di Perancis untuk mengintip ke dalam dan memastikan spesies embrio tanpa merusak cangkangnya, menggunakan teknologi sinar-X.

Dengan menganalisis ukuran dan jenis tulang di tempat bersarang, para peneliti menentukan bahwa hewan-hewan itu dikubur di dekat rekan-rekan dengan usia yang sama.
Beberapa kelompok memiliki remaja yang berusia kurang dari satu tahun, sedangkan kelompok lain terdiri dari individu yang sedikit lebih tua tetapi belum sepenuhnya dewasa.

Jenis pemisahan usia itu adalah tanda kunci dari kawanan, yaitu remaja bergaul dengan orang lain seusia mereka sementara orang dewasa mencari makanan dan melindungi komunitas.

"Mereka sedang beristirahat bersama dan kemungkinan meninggal saat kemarau. Ini cocok dengan kawanan yang tinggal bersama selama bertahun-tahun," kata Pol.

Indikasi kuat lain dari perilaku kawanan adalah tempat bersarang itu sendiri. Jika Mussaurus hidup sebagai sebuah komunitas, masuk akal ketika mereka bertelur di area umum.

Baca juga: Ilmuwan Berhasil Identifikasi Fosil Dinosaurus Berusia 115 Juta Tahun

Fosil berusia 193 juta tahun

Untuk mengetahui usia fosil, para peneliti memeriksa mineral dalam abu vulkanik yang tersebar di sekitar telur dan kerangka.

Hasilnya, fosil itu berusia sekitar 193 juta tahun.

Sebelumnya, para ilmuwan mengira dinosaurus jenis ini hidup selama periode Trias akhir, sekitar 221 juta hingga 205 juta tahun yang lalu.

Hal ini menunjukkan bahwa Mussaurus berkembang pesat selama periode Jurassic awal. Artinya, nenek moyang Mussaurus selamat dari peristiwa kepunahan massal 200 juta tahun yang lalu.

Menurut para peneliti, kunci untuk bertahan hidup mungkin adalah perilaku menggembala.

"Ini adalah hewan sosial dan kami pikir ini mungkin menjadi faktor penting untuk menjelaskan kesuksesan mereka," jelas Pol.

Kehidupan komunal mungkin membantu Mussaurus menemukan makanan yang cukup, sehingga mempermudah mereka mencari makan di daerah lebih luas.

Dengan tinggal dalam kawanan, orang dewasa dapat melindungi anak-anak mereka dengan lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Istri Bintang Emon Positif 'Narkoba' Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Istri Bintang Emon Positif "Narkoba" Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com