Xi menambahkan sambil sesumbar bahwa “Partai adalah pemimpin rakyat dan tidak ada revolusi mampu sukses apabila partai memimpin rakyat ke arah yang salah!”
Kemudian Xi mengancam mereka yang berani memusuhi Partai Komunis China.
“Kepala mereka akan dihancurkan oleh tembok raksasa baja yang ditempa oleh 1,4 miliar warga RRC” dengan klarifikasi bahwa “Komunisme bukan kasih-sayang tetapi palu godam yang akan menghancurleburkan para musuh!”
Pidato dahsyat Xi membuktikan bahwa pengaruh Mao Bible masih menggelora dahsyat sampai masa kini meski RRC sudah menjadi tergolong negara kapitalis terbesar di planet bumi ini.
Menurut tafsir selera saya yang tentu saja subyektif, isi kedua buku itu sebenarnya biasa-biasa saja terbukti tidak berhasil mempengaruhi pemikiran saya yang sementara ini masih meletakkan kemanusiaan di atas segala-galanya.
Namun sebuah kesadaran dapat disimpulkan dari dua buku dahsyat itu yaitu produk dengan mutu biasa-biasa saja potensial menjadi luar biasa apabila didukung promosi luar biasa mengelu-elukan produk dengan mutu biasa-biasa saja.
Di alam politik, promosi lebih dikenal dengan istilah propaganda. Akibat didukung propaganda luar biasa dahsyat maka Mein Kampf dan Mao Bible terbukti menjadi dua buku paling berpengaruh dalam sejarah peradaban umat manusia.
Dari Mein Kampf saya tidak memiliki kekhawatiran sebab masyarakat Jerman memiliki jiwa besar untuk tidak membabibutatuli membela apalagi melindungi buku tulisan Adolf Hitler tersebut.
Sementara dari Mao Bible, saya hanya bisa berdoa agar naskah ini tidak menyebabkan saya mengalami nasib yang sama dengan yang pernah diderita saudara sepupu saya di RRChina.
Pada dasawarsa 60an abad XX , gegara mahir memainkan karya musik Bach, Beethoven, Brahms maka kedua telapak tangan saudara sepupu saya yang pianis hebat itu dilumpuhkan dengan laras bedil oleh Pengawal Merah yang gemar membawa buku kecil berwarna merah berisi ujar-ujar Mao Zedong.
Insya Allah, angkara murka yang telah dilakukan oleh para penafsir dua buku tersebut tidak berulang kembali terjadi di planet bumi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.