Dengan adanya hilirisasi tersebut, kata Komaidi, berarti pemerintah memutuskan tidak mengekspor bahan mentah dari hasil penambangan minerba.
Hasil penambangan dari hulu tidak langsung diekspor, tetapi diolah di hilir untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi yang lebih besar.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, dalam hal ini hilirisasi tentu tidak hanya bisa membuat smelter.
Namun pasca dibangun smelter, bagaimana roadmap industri minerbanya. Sehingga kebijakan pembangunan smelter dapat benar-benar memberikan nilai tambah.
"Hasil pengolahan tersebut akan diserap oleh siapa, dengan harga berapa dan bagimana tahapannya, itu saya kira jauh lebih substansial," tutur dia.
Akan tetapi, katanya, sampai sejauh ini relatif belum ada informasi terkait roadmap itu, terutama dari Kementerian Perindustrian yang akan menggunakan hasil smelter tersebut.
Baca juga: Video Viral Sopir Truk Dipalak Rp 20.000 Diduga di Jambi, Polisi: Kenapa Korban Enggak Melapor?
Komaidi menerangkan, smelter adalah sebuah industri yang bergerak pada pemurnian hasil tambang.
Misalnya hasil tambang nikel yang biasanya dijual mentah dalam bentuk mentah/konsentrat nantinya akan diolah terlebih dulu menjadi bijih nikel.
"Nah bijih nikel tentu akan lebih mahal kalo diekspor," ungkapnya.
Selain itu perusahaan di dalam negeri yang nantinya memerlukan bahan baku bijih nikel kemudian tidak harus impor.
Baca juga: Video Viral Pria Kembalikan Uang yang Tertinggal di ATM, Ini Kata BRI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.