"Bisa makan waktu 10 tahun kalau pakai dana desa. Selain itu, sungai tersebut merupakan jalur transportasi utama kapal yang membawa kendaraan maupun alat berat ke perusahaan-perusahaan yang ada di sana. Jadi kalau akan dibangun jembatan harus tinggi dan tentu memakan biaya mahal," kata Adi.
Baca juga: Pelepah Pinang, Alternatif Wadah Makanan Styrofoam Ramah Lingkungan
Di lain tempat, Sekretaris Daerah OKI Husin justru merasa persoalan ini terlalu dibesar-besarkan.
Namun sampai saat ini belum pernah ada pembicaraan mengenai kesulitan transportasi di desa tersebut.
"Kabupaten OKI luas wilayah mencapai 19.023 kilometer, terdiri dari daerah pesisir pantai. Bagi anak-anak yang tinggal di pesisir pantai, hal itu merupakan hal yang biasa. Walaupun ada sarana prasarana, masih ada saja anak yang melakukan hal yang sama seperti yang di viralkan," kata Husin.
Meski demikian, menurut Husin, kejadian kali ini sudah menjadi perhatian Bupati OKI Iskandar.
Bupati sudah memerintahkan jajaran di bawahnya untuk berkoordinasi dengan camat dan kepala desa.
"Sebenarnya bukan jadi permasalahan selama ini. Tapi kalau permasalahan kecil di tingkat desa ingin dibesar-besarkan, ya akan menjadi besar, tergantung dari sudut pandang kita menilainya," kata Husin.
(Sumber: Kompas.com Penulis Kontributor Ogan Komering Ilir, Amriza Nursatria | Editor Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.