Usai proklamasi kemerdekaan, Pemerintah Indonesia gencar menginformasikan kepada rakyat soal makna kemerdekaan.
Bendera Merah Putih ditetapkan sebagai bendera nasional dan pemerintah melakukan sosialisasi bendera negara ke semua wilayah.
Pada 18 September 1945, para Sekutu dan Belanda dari Allief Forces Netherlands East Indies (AFNEI) datang di Surabaya. Mereka ditempatkan di Hotel Yamato, Jalan Tunjungan 65, Surabaya.
Sejak saat itu, Hotel Yamato dijadikan sebagai markas Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees atau Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran.
Kemudian, pada 19 September 1945 pukul 21.00 WIB, sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan WVCh Ploegman mengibarkan bendera Belanda (merah, putih, dan biru) di atas hotel.
Keesokan harinya, arek-arek Surabaya yang melihat bendera Belanda berkibar, marah dan murka. Belanda dianggap tak menghargai usaha rakyat Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaan.
Tak pelak, hal itu memicu amarah dari arek-arek Surabaya yang berbuntut pada ketegangan dengan orang-orang Belanda di Hotel Yamato karena bendera itu.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Mandala Jatuh dan Meledak di Medan, 149 Tewas