Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Peneliti LIPI soal Ikan Toman yang Ditemukan di Dekat Terowongan Kuno Klaten

Kompas.com - 09/09/2021, 20:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warga Desa Sabrang Lor, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah baru-baru ini menemukan ikan toman dan bulus atau labi-labi di dekat lokasi terowongan kuno peninggalan era kolonial Belanda.

Pjs Kepala Desa Sabrang Lor Budi Andrianto mengatakan, ikan toman tersebut termasuk langka di Klaten karena bukan daerahnya.

"Iya, warga ada yang menemukan ikan jenis toman atau apa varietas dari Kalimantan. Kalau di sini termasuk langka karena memang bukan daerahnya," katanya dikutip dari Kompas.com, Rabu (8/9/2021).

Bahkan, kata Budi, ikan toman tersebut sempat ditawar orang dengan harga antara Rp 5-7 juta. Namun, warga yang menemukan enggan melepasnya.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) angkat bicara terkait temuan ikan yang jarang terdengar namanya itu.

Baca juga: Banyak Diminati, Berikut Keistimewaan hingga Sejarah Ikan Cupang di Indonesia

Mengenal ikan toman

Ahli Peneliti Utama Bidang Ikan LIPI Haryono mengatakan, ikan toman termasuk ke dalam kelompok ikan gabus.

Menurut dia, dari klasifikasinya ikan tersebut ordo Anabantifromes dan famili Channidae. Spesiesnya bernama Channa micropeltes.

Terkait nilai gizi ikan toman, Haryono menyebut kandungannya serupa dengan jenis ikan yang lainnya.

"Kandungan gizi tidak berbeda jauh dengan ikan lain, namun ikan ini mengandung albumin yang sangat berguna untuk kesehatan. Misalnya yang baru operasi atau untuk mempercepat kesembuhan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/9/2021).

Baca juga: Selain Cupang, Berikut Jenis Ikan Hias yang Sedang Naik Daun

Haryono menjelaskan, ukuran ikan toman bisa mencapai panjang maksimal 130 sentimeter dan berat 20 kilogram.

Namun secara umum, tak semua ikan toman memiliki panjang dan berat maksimal.

"Tapi umumnya paling sekitar 70-80 sentimeter dengan bobot 3-5 kilogram," kata dia.

Baca juga: Viral, Video Ikan Cupang Terkena Sisik Nanas, Apa Penyebab dan Bagaimana Mengobatinya?

Habitat ikan toman

Haryono mengatakan, karakteristik ikan toman adalah pemakan daging atau karnivora. Ikan ini dapat hidup di sungai, danau, dan rawa yang berarus lambat hingga tenang.

"Sebaran luas di Asia, di antaranya Thailand, Malaysia, India, dan Indonesia/Paparan Sunda (Sumatra dan Kalimantan), termasuk Indo-China," ujar dia.

Makanan ikan toman, sebut Haryono, adalah ikan kecil dan udang-udangan. Ikan ini belum termasuk langka karena masih mudah dijumpai.

Baca juga: Daftar 20 Jenis Ikan Bersirip yang Dilindungi, dari Pari Sungai Tutul hingga Arwana Irian

Bahkan di Kalimantan, katanya, ikan ini banyak dibudidayakan atau dibesarkan dalam keramba.

Disebutkan dalam pemberitaan, ikan toman yang ditemukan sempat ditawar orang dengan harga antara Rp 5-7 juta. Haryono memberikan tanggapan terkait hal itu.

"Kalau harga ikan ini sebenarnya biasa-biasa saja seperti ikan lainnya. Harga tinggi dapat disebabkan oleh banyak faktor yang mengangkat harga tersebut," tandasnya.

"Secara potensi, ikan ini lebih banyak untuk konsumsi, ukuran anakan ada juga yang dimanfaatkan sebagai ikan hias," tutup Haryono.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Suntik DNA Ikan Salmon yang Dilakukan Krisdayanti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com