Terkait korban jiwa akibat ledakan tersebut, Pentagon mengatakan, sebanyak 13 personel militer AS dilaporkan tewas dan 15 lainnya luka-luka.
Sementara, dilansir CBS korban tewas akibat bom Afghanistan terbaru mencapai sedikitnya 90 warga sipil dengan 150 lainnya terluka.
Laporan terbaru mengenai jumlah korban tewas akibat bom yang terjadi di Kabul tersebut disampaikan seorang pejabat Afghanistan
Menurut laporan, beberapa orang yang terluka dibawa menggunakan gerobak dorong.
Kini orang-orang yang berkumpul di Kabul berharap untuk diterima dalam penerbangan evakuasi atau pengungsian.
Baca juga: Kronologi Ledakan Bom Kabul Afghanistan yang Tewaskan 90 Warga dan 13 Tentara AS
Seorang mantan Marinir Kerajaan yang berada di dekat lokasi ledakan di luar Bandara Kabul, Paul Farthing, menceritakan bagaimana suasana kekacauan di sana.
"Kekacauan pecah di lingkaran bandara tempat saya berada, yang mungkin sekitar 1 mil dari ledakan di Gerbang Abbey dan kami bertemu Taliban di sana yang menembakan senjatanya ke udara," ujar Farthing kepada BBC.
Ia menyampaikan, seseorang melepaskan magasin (alat penyimpanan dan pengisian amunisi yang dipasang pada senjata api) penuh secara otomatis dari AK-47 tepat di sebelah jedela bus.
Padahal bus tersebut dijadikan tempat untuk menampung wanita dan anak-anak.
Farthing melanjutkan, ketika pihaknya mencoba untuk melarikan diri dari bandara, mereka justru terkena gas air mata.
Kemudian, mereka nekat mengemudikan kendaraan dengan mata yang tidak dapat melihat apapun.
"Itu hal yang paling mengerikan," ujar Farthing.
Baca juga: Alasan Penting Mengapa Tak Perlu Cetak Sertifikat Vaksin Covid-19