Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Serangan Bom Kabul Afghanistan: Pelaku, Lokasi, dan Jumlah Korban

Kompas.com - 27/08/2021, 13:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua ledakan bom dahsyat menghantam perbatasan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan pada Kamis (27/8/2021).

Ledakan itu terjadi ketika warga sipil tengah berupaya melarikan diri dengan penerbangan dari Afghanistran yang dikuasai Taliban.

Berdasarkan laporan BBC, Kamis (27/8/2021), seorang pejabat kesehatan senior di Kabul mengungkapkan, setidaknya ada 60 orang tewas dan 140 lainnya luka-luka akibat peristiwa ini.

Baca juga: Bom Afghanistan Terbaru, Mimpi Buruk yang Jadi Kenyataan

Selain itu, markas besar Departemen Pertahanan AS, Pentagon, mengonfirmasi personel layanan AS termasuk di antara mereka yang tewas, yakni 11 marinir AS dan seorang petugas medis Angkatan Laut.

Pemboman itu terjadi beberapa jam setelah negara Barat memperingatkan warganya untuk menjauh dari bandara, karena ancaman serangan oleh ISIS-K, cabang kelompok ISIS di Afghanistan.

Berikut fakta serangan yang terjadi di Kabul.

1. Ledakan terjadi di luar bandara

Ledakan pertama terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat, di dekat Hotel Baron, dekat perimeter bandara.

Hotel itu digunakan oleh pejabat Inggris untuk memproses warga Afghanistan yang ingin bepergian (mengungsi) ke Inggris.

Namun, hal itu diikuti oleh tembakan dan kemudian terjadi ledakan kedua di dekat Gerbang Biara, salah satu pintu masuk utama bandara.

Laporan mengatakan, ledakan kedua terjadi di dekat saluran pembuangan limbah, di mana warga Afghanistan sedang menunggu untuk diproses, dekat dengan gerbang, dan beberapa korban terlempar ke dalam air.

Seorang pejabat AS mengatakan bahwa setidaknya satu penyerang telah mengenakan rompi peledak.

Pasukan AS dan Inggris baru-baru ini dikerahkan untuk menjaga area di sekitar Gerbang Biara.

Baca juga: Emosional dan Hampir Menangis, Biden Ancam Pelaku Bom Kabul Afghanistan

 

2. Jumlah korban

Terkait korban jiwa akibat ledakan tersebut, Pentagon mengatakan, sebanyak 13 personel militer AS dilaporkan tewas dan 15 lainnya luka-luka.

Sementara, dilansir CBS korban tewas akibat bom Afghanistan terbaru mencapai sedikitnya 90 warga sipil dengan 150 lainnya terluka.

Laporan terbaru mengenai jumlah korban tewas akibat bom yang terjadi di Kabul tersebut disampaikan seorang pejabat Afghanistan

Menurut laporan, beberapa orang yang terluka dibawa menggunakan gerobak dorong.

Kini orang-orang yang berkumpul di Kabul berharap untuk diterima dalam penerbangan evakuasi atau pengungsian.

Baca juga: Kronologi Ledakan Bom Kabul Afghanistan yang Tewaskan 90 Warga dan 13 Tentara AS

Kesaksian pecahnya situasi di Kabul

Seorang mantan Marinir Kerajaan yang berada di dekat lokasi ledakan di luar Bandara Kabul, Paul Farthing, menceritakan bagaimana suasana kekacauan di sana.

"Kekacauan pecah di lingkaran bandara tempat saya berada, yang mungkin sekitar 1 mil dari ledakan di Gerbang Abbey dan kami bertemu Taliban di sana yang menembakan senjatanya ke udara," ujar Farthing kepada BBC.

Ia menyampaikan, seseorang melepaskan magasin (alat penyimpanan dan pengisian amunisi yang dipasang pada senjata api) penuh secara otomatis dari AK-47 tepat di sebelah jedela bus.

Padahal bus tersebut dijadikan tempat untuk menampung wanita dan anak-anak.

Farthing melanjutkan, ketika pihaknya mencoba untuk melarikan diri dari bandara, mereka justru terkena gas air mata.

Kemudian, mereka nekat mengemudikan kendaraan dengan mata yang tidak dapat melihat apapun.

"Itu hal yang paling mengerikan," ujar Farthing.

Baca juga: Alasan Penting Mengapa Tak Perlu Cetak Sertifikat Vaksin Covid-19

 

Apa itu ISIS-K?

Diketahui, kelompok yang terlibat dalam serangan dan ancaman di Kabul adalah ISIS-K.

Menurut Koresponden Keamanan BBC, Frank Gardiner, ISIS-K adalah kelompok paling ekstrem dan paling kejam dari semua kelompok militan jihad di Afghanistan.

Kelompok ini adalah afiliasi regional dari kelompok yang menamakan dirinya Negara Islam dan aktif di Afghanistan dan Pakistan.

Kelompok tersebut telah disalahkan atas beberapa kekejaman terburuk dalam beberapa tahun terakhir, menargetkan sekolah anak perempuan, rumah sakit, dan bahkan bangsal bersalin wanita hamil, bayi, dan perawat ditembak mati.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Sriwijaya Air Tabrak 3 Orang Petani Sayur di Jambi

Mereka adalah bagian dari jaringan ISIS global yang berusaha melakukan serangan terhadap target barat, internasional, dan kemanusiaan di mana pun mereka dapat menjangkau mereka.

ISIS-K memiliki hubungan dengan Taliban melalui pihak ketiga, jaringan Haqqani.

Tetapi mereka memiliki perbedaan besar dengan Taliban, menuduh mereka meninggalkan Jihad dan medan perang demi penyelesaian damai yang dinegosiasikan.

Pejuang IS sekarang mewakili tantangan keamanan utama bagi pemerintah Taliban yang akan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com