Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Kepemimpinan, Faktor Kunci Transformasi Desa di Indonesia

Kompas.com - 22/08/2021, 20:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pelajaran dari sosok-sosok di atas adalah penting untuk memiliki mindset perubahan. Pola pikir inovatif, adaptif, disiplin, determinasi tinggi, visioner, dan jiwa wirausaha merupakan beberapa kunci untuk melakukan transformasi.

Molly Walsh dalam artikelnya The Seven Characteristics of Great Leaders mengatakan bahwa ada tujuh karakter yang dimiliki oleh pemimpin hebat.

Karakter tersebut antara lain pembelajar, bisa mengartikulasikan visinya dengan baik, mengelilingi dirinya dengan orang yang berkompeten di bidangnya, fokus pada hasil, tidak mengkompromikan prinsipnya, dapat menunjukkan kerentanan, dan terakhir adalah menginginkan orang lain sukses.

Karakter seperti itu yang saya kira bisa menjadi penggerak desa.

Tantangan dan optimisme pemberdayaan desa

Memberdayakan dan mentransformasi desa menjadi sebuah daerah digital tentu memiliki beberapa kendala. Kendala pertama tentu kapabilitas setiap daerah itu sendiri.

East Ventures menerbitkan sebuah riset mengenai Digital Competitiveness Index (DCI) 2021 yang menggambarkan tingkat kompetitif digital setiap daerah di Indonesia.

Riset itu menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan digital di setiap daerah terutama wilayah Timur. Contoh, DKI Jakarta DCI-nya berada pada angka 77,6.

Jawa Barat menempati peringkat kedua dengan indeks 57,1. Lalu, semakin ke bawah, tidak ada yang menyentuh angka 50.

Indeks itu memperlihatkan dengan jelas ketimpangan tersebut. Artinya, tidak semua memiliki infrastruktur jaringan yang memadai.

Contoh lainnya, Indonesia saat ini sedang membangun jaringan 5G dan akan diterapkan di wilayah percontohan.

Wilayah percontohan 5G itu antara lain Jabodetabek, (Widya Chandra, Pantai Indah Kapuk, Kelapa Gading, Pondok Indah, Alam Sutera, dan Bumi Serpong Damai) Balikpapan, Medan, Bandung, Surabaya, Denpasar, Batam, dan Makassar.

Melihat daerah percontohan ini, tentu kita boleh berasumsi bahwa infrastruktur di daerah lain belum begitu matang karena masih terpusat di kota-kota besar.

Persoalan kedua adalah masalah sumber daya manusia. Ini merupakan komponen penting dalam transformasi digital. Tetapi, memang, tidak semua daerah memiliki kompetensi SDM yang sama rata.

Misalnya, penelitian Mangindaan dan Manossoh (2018) yang mengamati bagaimana kapabilitas SDM di desa di Kecamatan Tabukan Utara dalam mengelola dana desa menemukan bahwa SDM disana belum mampu mengelola dana itu. Mayoritas berpendidikan rendah.

Kedua hal ini tentu menjadi tantangan terbesar negara kita dalam memacu transformasi digital di seluruh desa di Indonesia. Namun, bukan berarti tak ada peluang untuk meningkatkan kapasitas SDM kita.

Pemerintah dan aktor lainnya sedang berusaha meningkatkan talenta-talenta digital. Di saat yang bersamaan pula, beberapa anak muda juga kembali ke desa untuk mengembangkan kapasitas sumber daya disana.

Optimisme Indonesia melalui desa digital

Meski banyak tantangan dan hambatan, optimisme perlu dijaga. Melihat potensi-potensi anak muda di Indonesia dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah soal desa, tentu kita bisa menaruh harapan terhadap perkembangan desa.

Desa digital menjadi suatu keharusan bila Indonesia ingin menjadi salah satu negara dengan tingkat pendapatan terbesar di dunia.

Saat ini, banyak program yang telah dibuat untuk mengakselerasi pertumbuhan desa digital dan meningkatkan perekonomian desa, baik itu dari pemerintah, organisasi, maupun perusahaan.

Hal ini harus disambut dengan optimisme bahwa semakin banyak yang menaruh perhatian khusus terhadap pertumbuhan desa digital. Terlebih, semakin banyak anak muda yang memiliki keinginan kuat membangun daerahnya.

Filosofi membangun Indonesia dari dinggiran perlahan masuk ke dalam jiwa anak muda. Oleh karena itu, melihat usaha semua elemen bangsa, kita harus optimistis bahwa Indonesia bisa menjadi negara besar dengan desa-desa digital tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

Di atas itu semua, kepemimpinan menjadi kunci sukses atau tidaknya transformasi digital. Tanpa kepemimpinan yang baik, sulit untuk mewujudkan mimpi desa digital ini.

Akan tetapi, kita perlu berbesar hati bahwa telah ada pemimpin inovatif, visioner, dan memiliki determinasi membangun desa dan memajukan bangsa Indonesia. Ini saya kira modal terbesar yang membuat kita optimistis desa di Indonesia terdigitalisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Tren
Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Tren
Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Tren
Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com