Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang yang Sudah Divaksin Masih Bisa Terinfeksi Covid-19?

Kompas.com - 15/08/2021, 20:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Progam vaksinasi Covid-19 di Indonesia dimulai sejak 13 Januari 2021 lalu.

Update hingga 12 Agustus 2021, jumlah penduduk yang mendapatkan vaksin dosis pertama mencapai lebih dari 52 juta orang (25 persen). 

Sementara yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin berjumlah sebanyak lebih dari 26 juta (12 persen). 

Baca juga: Belum Punya NIK atau KTP, Bagaimana Cara Daftar Vaksinasi Covid-19?

Dari jumlah orang yang telah divaksin tersebut, ada di antaranya yang masih dapat terinfeksi Covid-19. 

Hal ini menimbulkan pertanyaan, kenapa orang yang sudah divaksin masih bisa positif Covid-19?

Mengutip laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meski telah divaksinasi, setiap orang tetap perlu menjauhi kerumunan, menjaga jarak dan menjaga sirkulasi udara di ruangan tertutup.

Penjelasan WHO

Direktur Vaksin, Imunisasi dan Biologi WHO Dr. Katherine O'Brien memaparkan alasan mengapa orang yang divaksinasi tetap bisa tertular Covid-19.

Pihaknya menjelaskan, tidak ada vaksin yang mencegah seseorang untuk dapat terinfeksi. Hal itu bukan karena vaksin tidak manjur. 

"Artinya, tidak semua orang yang menerima vaksin memiliki perlindungan 100 persen," kata O'Brien, Kamis (13/8/2021).

Meski demikian, fungsi vaksin adalah apabila terinfeksi tingkat keparahan penyakit orang yang sudah divaksin lebih rendah dibanding yang belum.

"Bahkan ketika seseorang terinfeksi, orang-orang yang divaksinasi lengkap, tingkat keparahan penyakitnya lebih sedikit," jelas dia.

Baca juga: Menag Minta Tokoh hingga Ormas Keagamaan Beri Pencerahan soal Fungsi Vaksin Covid-19

 

Melindungi orang lain

Orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan kelompok lansia, memiliki risiko keparahan penyakit lebih tinggi.

O'Brien mengatakan bahwa vaksin tetap penting karena bisa melindungi orang lain, terutama mereka yang rentan mengalami gejala Covid-19 yang parah.

Ketika seseorang yang telah divaksin terinfeksi, virus corona tidak akan bertahan lama, sehingga risiko penularan menjadi lebih rendah.

"Jika Anda terinfeksi, Anda sebenarnya melepaskan virus itu untuk jangka waktu yang lebih singkat daripada jika Anda tidak divaksinasi," tutur O'Brien.

Ia menjelaskan, ketika orang yang sudah divaksinasi terinfeksi Covid-19, maka virus yang ada di hidung dan di bagian belakang tenggorokan jumlahnya relatif lebih sedikit.

"Ada lebih sedikit kepadatan virus dalam diri Anda dan risiko Anda menularkannya ke orang lain lebih kecil," imbuh dia.

Baca juga: Manfaat Vaksin Covid-19 yang Penting Diketahui

Faktor lain

Tidak ada vaksin yang digunakan di Amerika Serikat (AS) atau Eropa yang 100 persen efektif dalam mencegah infeksi.

Diberitakan CNBC, Senin (10/8/2021), seorang ahli virologi di Fakultas Kedokteran Universitas Warwick di Inggris Profesor Lawrence Young, mengatakan bahwa kasus Covid-19 pada orang yang divaksinasi penuh adalah pengingat bahwa tidak ada vaksin yang 100 persen efektif.

Young mengatakan, akan selalu ada individu yang rentan terhadap infeksi dan keparahan penyakit.

Selain itu, ada faktor lain yang mempengaruhi, yaitu kekebalan tubuh dan infeksi 'terobosan'.

"Kita masih belum tahu berapa lama kekebalan protektif yang diinduksi vaksin bertahan. Ini sangat mungkin menjadi faktor pada orang tua dan orang yang lebih rentan yang divaksinasi di awal program peluncuran vaksin," katanya.

Baca juga: 3 Manfaat Vaksin Covid-19, Salah Satunya Cegah Gejala yang Parah

 

Manfaat vaksin 

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), (15/6/2021) berikut ini manfaat dari vaksinasi: 

1. Mencegah munculnya gejala parah

Vaksin Covid-19 efektif untuk meminimalisasi penularan infeksi Covid-19.

Selain itu, vaksin ini juga mampu mencegah munculnya gejala yang parah pada orang yang terinfeksi.

Dengan vaksin Covid-19, seseorang tidak hanya melindungi dirinya sendiri, tetapi juga melindungi orang-orang di sekitarnya.

Baca juga: Jerinx SID Mau Divaksin, Nora Alexandra: Akhirnya Vaksin Juga

 

2. Membentuk kekebalan tubuh

CDC menjelaskan bahwa pihaknya belum mengetahui berapa lama vaksin Covid-19 dapat melindungi dari infeksi virus corona.

Namun, yang sudah pasti diketahui adalah Covid-19 telah menyebabkan infeksi yang serius dan kematian pada banyak orang di seluruh dunia.

Oleh sebab itu, mendapatkan vaksin Covid-19 adalah pilihan yang sangat bijak.

Vaksin membantu membentuk kekebalan tubuh yang nantinya akan melindungi diri sendiri dan orang sekitar dari Covid-19.

 

3. Perlindungan untuk orang yang pulih dari Covid-19

Penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi dapat memberikan dorongan kuat untuk perlindungan terhadap orang yang pulih dari Covid-19.

Meski demikian, vaksin Covid-19 seharusnya diberikan kepada semua orang, terlepas apakah ia pernah terinfeksi Covid-19 atau tidak.

Baca juga: Jerinx Akhirnya Disuntik Vaksin Sinovac di Polda Metro

 

Perlu dicatat bahwa tidak ada vaksin Covid-19 yang mengandung virus hidup dan menyebabkan Covid-19.

Vaksin Covid-19 akan mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus penyebab Covid-19.

Dalam beberapa kasus, proses ini bisa menimbulkan gejala demam. Gejala ini normal dan merupakan tanda bahwa tubuh sedang membangun perlindungan terhadap Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Tren
Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Tren
3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan 'Vampire Facial'

3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan "Vampire Facial"

Tren
6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

Tren
63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

Tren
El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com