Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Vaksin Booster Sinovac Tingkatkan Antibodi 7 Kali Lipat?

Kompas.com - 14/08/2021, 20:32 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Antibodi penetralisir milik orang yang telah menerima vaksin Covid-19 terbukti meningkat secara signifikan setelah mendapat booster (penguat) dari vaksin Sinovac.

Hal tersebut didasari hasil studi terbaru yang dilakukan oleh Sinovac yang memberikan vaksin booster buatan Sinovac, CoronaVac, kepada lansia yang sudah menerima vaksin Covid-19 dosis kedua delapan bulan sebelumnya.

Dilansir dari Global Times melalui KOMPAS.com, penelitian tersebut menjadi dasar ilmiah yang penting bagi pembuat kebijakan untuk mengembangkan strategi dan rencana pemberian vaksin booster bagi para lansia.

Penelitian yang dilakukan di China ini merupakan bagian dari uji klinis acak, double-blind, terkontrol plasebo, fase 1/2 yang melibatkan 303 peserta sehat berusia 60 tahun ke atas.

Studi tersebut membagi peserta menjadi tiga kelompok dengan masing-masing mendapat dosis ketiga vaksin Sinovac 1,5 mikrogram (μg), 3 μg, dan 6 μg. Dosis ketiga ini diberikan setelah delapan bulan dari suntikan dosis kedua.

Baca juga: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 di Peduli Lindungi

Hasilnya pun cukup mengejutkan, semua kelompok peserta dengan takaran dosis yang berbeda mengalami peningkatan antibodi secara signifikan pada hari ketujuh setelah menerima dosis ketiga tersebut.

Pada kelompok peserta yang menerima vaksin dengan takaran 3μg, yang disetujui untuk penggunaan darurat, rata-rata geometrik titer (GMT) antibodi penetral serum meningkat menjadi 305 pada hari ketujuh setelah disuntikkan dosis ketiga.

Peningkatan ini melonjak hingga tujuh kali lipat dibandingkan dengan kadar antibodi pada waktu hampir satu bulan setelah menerima dosis kedua vaksin Covid-19.

Sementara itu, untuk kelompok usia yang berbeda (60-64 tahun, 65-69 tahun, 70 tahun ke atas), tidak ada perubahan signifikan dalam tingkat antibodi penetralisir.

Tak hanya soal efektivitas, data pun menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terkait efek samping.

Baca juga: Gunakan Cara Ini agar Perbaikan Data Kartu Vaksin Bisa Langsung Diproses

Peneliti mengungkapkan, efek paling umum yang dirasakan adalah nyeri pada bagian tubuh yang disuntik.

"Tidak ada efek samping serius terkait vaksin yang diamati," ujar salah satu tim peneliti.

Efektif untuk kelompok usia lainnya

Vaksin booster juga disebut efektif meningkatkan kadar antibodi untuk kelompok usia lainnya.

Studi tentang CoronaVac pada orang dewasa berusia antara 18 dan 50 tahun membuktikan bahwa kadar antibodi meningkat secara signifikan berkat vaksin booster yang disuntikkan pada enam bulan atau lebih setelah menerima vaksin Covid-19 dosis kedua.

Para ahli menambahkan, tingginya jumlah pasien Covid-19 gejala berat dan kritis dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat vaksinasi kelompok dan tingginya kasus penyakit dasar yang diidap lansia.

Baca juga: 5,1 Juta Vaksin Moderna Didistribusikan ke Masyarakat Umum, Siapa Sasarannya?

Sebelumnya, para ahli mengatakan, antibodi lansia yang telah mendapatkan dosis kedua vaksin Sinovac menurun secara substansial dalam waktu enam bulan.

Akan tetapi, menurut penelitian ini, memberikan vaksin booster kepada orang yang telah menerima dosis kedua akan meningkatkan antibodi hingga tujuh kali lipat.

(Editor: Gloria Setyvani Putri)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Begadang Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Begadang Setiap Hari?

Tren
Peneliti Temukan Bakteri 'Vampir' Mematikan yang Makan Darah Manusia

Peneliti Temukan Bakteri "Vampir" Mematikan yang Makan Darah Manusia

Tren
8 Buah yang Dapat Meningkatkan Trombosit, Cocok untuk Penderita DBD

8 Buah yang Dapat Meningkatkan Trombosit, Cocok untuk Penderita DBD

Tren
Benarkah Jamu Jahe dan Kunyit Bisa Mengobati Jerawat? Ini Penjelasan Dokter

Benarkah Jamu Jahe dan Kunyit Bisa Mengobati Jerawat? Ini Penjelasan Dokter

Tren
Ramai soal Anak 4 Tahun Bertunangan di Madura, Ini Penjelasan Guru Besar Universitas Trunojoyo

Ramai soal Anak 4 Tahun Bertunangan di Madura, Ini Penjelasan Guru Besar Universitas Trunojoyo

Tren
Terbaru, Inilah Daftar Pinjaman Pribadi dan Investasi Ilegal yang Diblokir OJK per Maret 2024

Terbaru, Inilah Daftar Pinjaman Pribadi dan Investasi Ilegal yang Diblokir OJK per Maret 2024

Tren
Lion Air Tidak Bertanggung Jawab atas Hilangnya Uang Penumpang yang Disimpan Dalam Koper, Ini Alasannya

Lion Air Tidak Bertanggung Jawab atas Hilangnya Uang Penumpang yang Disimpan Dalam Koper, Ini Alasannya

Tren
Ramai soal Cara Mengetes Refleks Moro pada Bayi, Dokter Anak Ingatkan Hal Ini

Ramai soal Cara Mengetes Refleks Moro pada Bayi, Dokter Anak Ingatkan Hal Ini

Tren
5 Fakta Penipuan Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Capai Rp 960 Juta

5 Fakta Penipuan Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Capai Rp 960 Juta

Tren
Penjelasan KCIC soal Indomaret Buka Toko di Dalam Kereta Cepat Whoosh

Penjelasan KCIC soal Indomaret Buka Toko di Dalam Kereta Cepat Whoosh

Tren
Ditutup Besok, Ini Daftar Kereta yang Dapat Diskon 20 Persen dari KAI

Ditutup Besok, Ini Daftar Kereta yang Dapat Diskon 20 Persen dari KAI

Tren
Gunung Taishan Memiliki 6.660 Anak Tangga, Kaki Pengunjung Gemetar hingga Sebagian Harus Ditandu

Gunung Taishan Memiliki 6.660 Anak Tangga, Kaki Pengunjung Gemetar hingga Sebagian Harus Ditandu

Tren
7 Masalah Perilaku pada Anjing Peliharaan dan Cara Mengatasinya

7 Masalah Perilaku pada Anjing Peliharaan dan Cara Mengatasinya

Tren
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CASN 2024, Ini Rincian dan Syaratnya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CASN 2024, Ini Rincian dan Syaratnya

Tren
Google Pecat 28 Karyawan yang Protes Perusahaan Punya Kontrak dengan Israel

Google Pecat 28 Karyawan yang Protes Perusahaan Punya Kontrak dengan Israel

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com