Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Meditasi, Asal Mula dan Berbagai Manfaatnya

Kompas.com - 26/07/2021, 10:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Meditasi dipercaya menjadi salah satu metode mengelola stres yang efektif dan efisien.

Dengan duduk diam dan melatih pernapasan, meditasi adalah sarana relaksasi yang melatih pikiran untuk melepaskan segala beban yang ada dan segala kecemasan yang membebat tubuh.

Meditasi merupakan metode kuno yang sudah lahir ribuan tahun yang lalu. Awalnya meditasi digunakan untuk melatih kepekaan, melatih fokus dan memunculkan kepedulian kepada sesama atau kasih sayang. 

Kemudian pakar menemukan, bahwa meditasi juga bisa digunakan sebagai cara mengobati dan melepaskan beban tubuh dan pikiran.

Baca juga: Manfaat Meditasi

Asal mula

Ilustrasi meditasishutterstock Ilustrasi meditasi
Jika ingin menilik sejarah meditasi yang sesungguhnya, kita harus kembali ke masa 1.500 Sebelum Masehi.

Meditasi terikat erat dengan kebudayaan agama kuno di Mesir dan China, seperti Yahudi, Hindu, Sikh, juga Budha. 

Meditasi akhirnya berkembang, dari jalur agama dan kepercayaan, masuk ke jalur pengobatan. Seperti Ayurveda di India, juga metode pengobatan kuno di China dan Jepang.

Seperti dicukil dari Time, meditasi kemudian menyebar ke Eropa dan seluruh kawasan Asia melalui jalur sutera di sekitar abad ke-5 dan 6 sebelum Masehi.

Di masing-masing daerah, meditasi berkembang menyesuaikan diri dengan kebudayan-kebudayaan lokal yang ada. 

Kini meditasi dipraktikkan ke dalam berbagai jenis terapi. Masuk juga ke dunia kebugaran, dan menjadi menu utama di dalam kelas-kelas yoga.

Baca juga: Mengenal 7 Jenis Meditasi dan Manfaatnya

Penelitian dan manfaat meditasi

Ilustrasi meditasi di rumah. PEXELS/COTTONBRO Ilustrasi meditasi di rumah.
Meditasi terus berkembang. Namun baru dipelajari secara resmi dan serius mengenai manfaatnya di bidang kesehatan, di sekitar tahun 1960.

Seorang peneliti asal India, B.K Anand, menemukan bahwa orang yang bermeditasi bisa masuk ke dalam fase trans yang dalam sehingga ia tak bereaksi ketika suhu panas disentuhkan ke lengannya.

Penelitian di tahun 1967 menyimpulkan juga bahwa orang yang tengah bermeditasi menggunakan 17 persen oksigen lebih sedikit daripada orang yang sadar dan beraktivitas, serta memiliki detak jantung yang lebih tenang dan teratur.

Berbagai penelitian terus dilakukan terhadap meditasi. Dan sampai pada satu kesimpulan yang mirip.

Bahwa teknik duduk diam mengatur napas dan memusatkan pikiran selama bermenit-menit ini bisa digunakan untuk melepas stres, mengurangi kecemasan, dan membuat seseorang lebih tenang dan bahagia.

Selain itu, masih ada pula manfaat kesehatan lain dari teknik meditasi. Seperti mengobati insomnia, meredakan sakit kepala, juga berbagai gangguan kesehatan lainnya.

Baca juga: Mengenal Meditasi dan Cara Terbaik Melakukannya...

Cara bermeditasi

IlustrasiPexels Ilustrasi
Meditasi memiliki beragam jenis dan kelas. Namun yang paling umum dan sering digunakan adalah mindfulness meditation.

Dicukil dari Insidermindfulness meditation adalah jenis meditasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Amerika.

Untuk bisa fokus, meditasi ini melatih seseorang untuk memiliki satu jangkar. Bisa berupa  napas, suara, sensasi yang diberikan ke tubuh, hingga objek visual.

Jangkar-jangkar inilah yang akan menjadi pusat fokus, sehingga pikiran tak akan mengembara ke hal-hal yang tak selayaknya dijangkau.

Baca juga: Untuk Penderita Anxiety, Ini Cara Meredakan Kecemasan di Tengah Kabar Duka

Mindfulness meditation bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Awali dengan duduk diam di tempat yang tanpa polusi suara dan polusi apapun.

Kemudian aturlah napas, buatlah latihan pernapasan ini menjadi jangkar utama Anda, tempat pikiran Anda berfokus.

Setiap kali pikiran mulai mengembara, tangkap dan bawa pikiran ini kemudian biarkan melayang untuk kemudian hilang. Dan kembalilah berfokus pada jangkar yang ada.

Lama meditasi bukan patokan tercapai tidaknya tujuan yang diharapkan. Tujuan bisa tercapai, jika meditasi dilakukan sering dan teratur. Jadi frekuensi, adalah yang memegang peranan penting di sini. 

Baca juga: Pencegahan dan Penanganan Serangan Panik di Masa Pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

Tren
Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Tren
Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com