Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Sebut Anosmia Bisa Jadi Petanda Baik Covid-19

Kompas.com - 10/07/2021, 06:02 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.comKehilangan indra penciuman dan perasa atau anosmia adalah salah satu gejala Covid-19 yang umum dialami.

Meski anosmia bisa dialami hingga berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, gejala ini disebut petanda baik bagi pasien Covid-19.

Pada awal tahun 2021, dua penelitian internasional membuktikan bahwa indra penciuman dan perasa yang hilang untuk sementara waktu adalah gejala Covid-19 yang dialami oleh sebagian besar pasien.

Selain itu, para penelitia mengatakan bahwa anosmia akibat Covid-19 adalah indikator yang baik dari paparan virus corona.

Dilansir Healthline melalui KOMPAS.com, sekitar 86 persen pasien Covid-19 mengalami gejala hilang penciuman dan perasa.

Baca juga: Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa Bisa Jadi Pertanda Baik Covid-19

Senada dengan hal tersebut, pasien Covid-19 yang mengalami anosmia umumnya (hampir 55 persen) mengembangkan gejala ringan, menurut riset pada bulan Januari 2021 lalu.

Belum diketahui secara pasti, mengapa orang yang mengalami kehilangan indra penciuman dan perasa mengembangkan gejala Covid-19 yang ringan.

Meski demikian, peneliti menduga, pasien Covid-19 yang mengalami anosmia mungkin memiliki gejala ringan akibat antibodi tertentu dengan kadar yang lebih tinggi untuk mengatasi paparan virus corona.

Dr. Jonathan Overdevest, asisten profesor rinologi dan bedah dasar tengkorak di Columbia University, mengatakan bahwa kaitan antara anosmia dan gejala ringan Covid-19 belum diketahui secara pasti.

“Kita tahu bahwa kehilangan penciuman karena Covid-19 lebih dari mekanisme sederhana yang terjadi pada infeksi saluran pernapasan musiman, yakni ketika gejala umum seperti hidung tersumbat dan pilek mengakibatkan aliran udara yang buruk dan berkurangnya pengiriman bau ke daerah hidung yang bertanggung jawab pada bau,” ujar Overdevest.

Baca juga: 6 Obat Alami untuk Mengatasi Anosmia Akibat Covid-19

Adapun studi tersebut menganalisis data yang dilaporkan oleh 2.581 pasien Covid-19 di 18 rumah sakit di Eropa.

Berdasarkan temuan para peneliti, hampir 55 persen pasien Covid-19 dengan gejala ringan mengalami beberapa tingkat anosmia.

Rata-rata, para pasien tersebut kehilangan indra penciuman dan perasa dalam waktu sekitar 22 hari.

Sementara itu, 37 persen pasien Covid-19 yang mengalami gejala sedang hingga berat mengalami anosmia.

Kemudian, pasien Covid-19 yang berhasil sembuh dari gejala Covid-19 berat dan mengalami kehilangan penciuman dan perasa hanya 6,9 persen.

Baca juga: Apa Itu Anosmia, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengenai hubungan antara anosmia yang terjadi pada kasus ringan hingga serius, Overdevest mengatakan bahwa sejumlah besar kasus ringan mungkin memang terkait dengan itu.

“Kejelasan asosiasi ini dibatasi oleh beberapa faktor pemicu. Namun, batasan utama untuk menarik kesimpulan ini adalah bias dan statistik,” ujar Overdevest.

“Di mana banyaknya kasus Covid-19 yang lebih ringan dibandingkan kasus yang parah memberikan populasi individu yang lebih luas untuk mengalam perubahan bau,” imbuhnya.

Sumber: KOMPAS.com (Gloria Setyvani Putri)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com