KOMPAS.com - Ada beragam jenis masker yang dapat Anda temui di pasaran, seperti masker bedah dan kain.
Penggunaan baik masker medis maupun masker nonmedis ini dilakukan sebagai protokol kesehatan dalam mencegah paparan virus corona.
Masker bedah dan kain berlapis tiga direkomendasikan kepada masyarakat karena akan lebih melindungi.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmita menyebut, kedua jenis masker tersebut sama-sama memiliki fungsi untuk mencegah masuknya virus ke dalam tubuh, meski masker medis disebut lebih baik.
"Masker kain berlapis tetap memiliki proteksi menyaring virus untuk bisa masuk. Namun memang masker medis lebih teruji dan terstandar daripada masker kain," kata Wiku saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/6/2021).
Lantas, apa perbedaan masker medis dan kain?
Baca juga: Masker Mana Efektif Tangkal Varian Covid-19 Baru, Medis atau Kain? Ini Kata Kemenkes
Masker bedah kebanyakan tersusun dari 3 lapisan berbeda, yakni:
Sementara itu, masker kain 3 lapis sebagaimana disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO) harus terdiri dari bahan-bahan berikut:
Pemakaian
Masker bedah hanya dapat digunakan dalam sekali pakai, atau tidak dapat digunakan ulang.
Sementara masker kain dapat digunakan berkali-kali, tentu setelah dicuci usai penggunaan.
Oleh karena itu, masker kain dinilai lebih ramah lingkungan, karena tidak menimbulkan sampah.
Setelah digunakan, WHO mengingatkan agar jangan lupa untuk membuang masker bedah ke tempat pembuangan yang sebisa mungkin tertutup, agar bakteri, virus, atau partikel jahat lainnya yang ada pada masker tidak kembali menyebar atau menjangkau orang lain.
Sementara untuk masker kain, Anda harus mencucinya menggunakan sabun atau detergen setelah digunakan.
Cuci masker kain disarankan menggunakan air panas dengan suhu minimal 60 derajat Celcius.