Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siaran TV Analog Dialihkan Digital, Pemilik TV Tabung Perhatikan 6 Hal Ini

Kompas.com - 19/06/2021, 18:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana menghentikan siaran televisi analog yang akan dilakukan secara bertahap.

Adapun tahap pertama rencananya Kominfo akan mematikan siaran televisi analog di sejumlah wilayah seperti di Aceh, Riau, Banten, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara paling lambat 17 Agustus 2021 tahun ini.

Proses penghentian siaran TV Analog di Indonesia ditargetkan akan resmi berakhir pada 2 November 2022 mendatang.

Bagi Anda yang masih memakai TV analog biasa model tabung, Anda tetap dapat menyaksikan siaran digital dengan memperhatikan 6 hal ini:

Baca juga: Cara Ubah TV Analog Lama Jadi TV Digital, Berikut Harga STB

1. Bisa melihat siaran TV digital, asal…

Bagi Anda yang saat ini masih menggunakan TV Tabung atau televisi yang hanya bisa menerima siaran TV Analog, maka Anda masih dapat menyaksikan siaran televisi digital.

Anda hanya perlu menggunakan alat tambahan yang disebut dengan set top box (STB) DVBT2.

“TV digital tetap bisa ditayangkan di TV analog produksi lama seperti TV tabung. Hanya saja, memerlukan dekoder untuk mengubah sinyal digital yang diterima antena menjadi sinyal analog yang ditampilkan di TV analog,” terang Direktur Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo Geryantika Kurnia saat dihubungi Kompas.com pada Senin (7/12/2020).

2. Harga STB

Berdasarkan pantauan Kompas.com di sejumlah marketplace online, Harga STB berkisar antara Rp 200.000.

Gery menyampaikan terkait dengan subsidi STB bagi penduduk miskin, sesuai dengan PP 46 tentang postelsiar dan PM 6 tentang penyelenggaraan penyiaran sumber STB untuk keluarga miskin berasal dari komitmen penyelenggaraan MUX dan sisanya dari pemerintah atau sumber lain.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat penyelenggaraan MUX akan memberikan subsidi STB ke masyarakat,” ujar Gery saat kembali dihubungi Sabtu (19/6/2021).

Baca juga: Begini Cara Cek Jangkauan Sinyal TV Digital di Lokasi Rumah

3. Perlu antena biasa /UHF

Untuk memakai STB pengguna juga masih memerlukan antena.

Namun antena yang diperlukan sama dengan antena rumah biasa / UHF.

"Antena yang digunakan sekarang tidak perlu rubah," ujar dia.

4. Cara pasang STB

Guna memasang perangkat STB nantinya bisa dilakukan dengan sangat mudah.

Adapun caranya pasangkan kabel RCA ke Set Top Box yang sudah disambungkan ke TV sesuai dengan warnanya.

Untuk televisi yang memiliki kabel HDMI bisa juga menggunakan kabel tersebut sebagai pengganti kabel RCA.

Selanjutnya pasang kabel antena ke STB.

Kemudian pilih menu pada tombol remote dan masuk ke pencarian dan pilih mode DVB-T2 pada mode pencarian.

Klik pencarian otomatis lalu tekan oke.

Selanjutnya tunggu proses pencarian hingga 100 persen, selanjutnya maka Tv bisa menerima siaran TV digital.

Baca juga: Untuk Menikmati Siaran TV Digital, Berapa Harga STB dan Bagaimana Penggunaannya?

5. Pengguna TV parabola dan kabel, bagaimana?

Adapun bagi pengguna TV parabola dan kabel, nanti migrasi TV analog maupun TV digital tak akan memberikan banyak pengaruh.

“Untuk rumah tangga yang menggunakan TV parabola dari satelit atau TV kabel tidak akan terpengaruh perubahan ini,” ujar Gery.

6. Keunggulan TV digital

Berikut sejumlah keunggulan TV digital:

  • Tidak perlu berlangganan
  • Penerimaannya lewat antenna UHF seperti TV analog
  • Kualitas gambar dan suara superior
  • Tidak berbintik atau kabur pada sinyal lemah

 Baca juga: Tak Perlu Beli TV Baru, Ini Cara Cari Channel TV Digital Pakai STB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com