Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk Mengaku sebagai Orang dengan Asperger, Apa Itu Sindrom Asperger?

Kompas.com - 10/06/2021, 07:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bos Tesla dan SpaceX, Elon Musk, menyatakan bahwa ia menderita sindrom Asperger.

Hal itu disampaikan Musk beberapa waktu lalu pada acara komedi AS, Saturday Live.

Mengutip BBC, pria berusia 49 tahun tersebut mengungkapkan, dia adalah penderita Asperger pertama yang tampil pada program tersebut.

Pasalnya, acara itu telah ada sejak tahun 1970-an dan telah menampilkan sejumlah selebritas terkenal sejak didirikan.

“Saya tidak selalu memiliki banyak intonasi atau variasi dalam cara saya berbicara yang bisa menjadi lelucon hebat,” candanya dalam monolog pembukaan.

Baca juga: Elon Musk Bagikan Video Monyet yang Otaknya Ditanam Chip Tengah Bermain Game

“Saya benar-benar membuat sejarah malam ini sebagai orang pertama dengan Asperger yang menjadi host SNL,” ujar Elon Musk.

Meski demikian, klaim sebagai orang pertama dengan Asperger yang tampil di SNL dibantah oleh sejumlah netizen.

“Dengar, aku tahu terkadang aku mengatakan atau mem-posting hal-hal aneh, tapi begitulah cara kerja otakku,” ujar Musk.

Apa itu Sindrom Asperger?

Sindrom Asperger merupakan kondisi yang dialami seseorang seumur hidup dan akan memengaruhi orang dalam berbagai cara.

Mereka yang mengalami sindrom ini mungkin akan mengalami kesulitan menafsirkan bahasa verbal dan non-verbal. Terkadang, memerlukan lebih banyak waktu dalam memproses informasi.

Melansir MedpageToday, Sindrom Asperger masih bagian dari spektrum autisme, sekelompok gangguan yang memengaruhi keterampilan sosial dan komunikasi

Tidak seperti pada penderita autisme umumnya, mereka dengan sindrom Asperger tidak mengalami keterlambatan bahasa sejak dini.

Umumnya, mereka memiliki kemampuan bahasa yang berkembang baik dan kecerdasan normal hingga di atas rata-rata.

Akan tetapi, kemungkinan penderita Asperger akan menggunakan pola bicara yang tidak biasa dan mengalami kesulitan untuk memahami ironi, humor, sarkas, atau gerak tubuh, dan isyarat sosial yang penting dalam percakapan normal.

Mereka yang mengalami sindrom Asperger seringkali memiliki minat obsesif pada satu topik atau objek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com