Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Vaksinasi 75 Persen Warganya, Kasus Covid-19 di Kota Ini Merosot Tajam

Kompas.com - 02/06/2021, 08:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi di Kota Serrana, Brazil, yang melakukan vaksinasi Covid-19 dengan menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac, menunjukkan, kota itu dapat mengendalikan wabah virus corona lebih efektif daripada saat uji klinis.

Hasil itu memberikan dorongan bahwa suntikan vaksin Sinovac bisa diandalkan di negara berkembang.

Sementara kota-kota tetangga dilanda pandemi, Serrana mengalami penurunan kematian akibat Covid-19 hingga 95 persen dalam lima minggu, tepat setelah vaksinasi massal.

Dikutip dari Bloomberg, kasus simptomik juga turun 80 persen dan rawat inap turun 86 persen.

Baca juga: Update Corona Dunia 1 Maret: Varian Corona Brazil Terdeteksi di Inggris | Thailand Mulai Vaksinasi

Sekitar 75 persen penduduk kota telah divaksinasi lengkap dari target populasi orang dewasa.

Tidak ada efek samping yang parah dari vaksin yang dilaporkan dan tidak ada kematian terkait Covid-19 di antara peserta, 14 hari setelah dosis kedua diberikan.

Selama studi berlangsung, kasus Covid-19 di daerah sekitar Serrana didominasi oleh varian P1. Hal ini semakin menegaskan efektivitas vaksin terhadap varian yang muncul pertama kali di Brazil.

"Sekarang kami dapat mengatakan bahwa mungkin untuk mengendalikan pandemi dengan vaksin," kata Direktur Penelitian di Institut Buntatan Ricardo Palacios.

Menurut dia, jumlah kasus Covid-19 pada anak-anak juga mengalami penurunan.

"Ini menunjukkan bahwa tidak perlu memvaksinasi anak-anak untuk membuka sekolah," ujar Palacios.

Studi di Serrana mungkin memberikan petunjuk bagi negara berkembang lainnya tentang seberapa banyak orang yang perlu divaksinasi untuk mulai bergerak melewati pandemi.

Baca juga: Kajian Kemenkes: 2 Dosis Vaksin Sinovac Turunkan Risiko Penularan Covid-19 hingga 94 Persen

Vaksin Sinovac telah digunakan oleh beberapa negara mulai dari Indonesia hingga Peru dan lebih dari 600 juta dosis telah didistribusikan.

Vaksin ini juga tulang punggung upaya vaksinasi di China, ketika lebih dari 20 juta dosis dari enam vaksin berbeda diberikan setiap hari.

Studi ini dipimpin oleh Institut Butantan, yang memproduksi Sinovac di Brazil. Hampir dua pertiga penduduk Serrana mendapat vaksin antara Februari dan April.

Sementara, sepertiga lainnya tidak memenuhi syarat untuk menerima suntikan.

"Ini adalah studi pertama dari jenisnya di dunia," kata Direktur Butantan, Dimas Covas.

"Ini adalah data primer tentang efek vaksinasi pada suatu populasi yang akan membantu pihak berwenang mengembangkan kebijakan publik," tambah dia.

Vaksin Sinovac yang dibuat berdasarkan metode tradisional, yaitu dengan menyuntikkan virus tidak aktif untuk merangsang respons kekebalan.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Sinovac Dapat Sebabkan Impotensi

Sinovac sempat mendapat sorotan dan kritik internasional yang ketat awal tahun ini setelah uji klinis suntikan di Brazil, Turki, dan Indonesia menempatkan kemanjuran antara 50 hingga 90 persen.

Perusahaan dan mitra uji coba tidak mengklarifikasi perbedaan tersebut yang semakin memicu keraguan.

Akan tetapi, data yang muncul dari negara-negara pengguna Sinovac dalam beberapa bulan terakhir secara luas memberikan hasil positif.

Bulan lalu, sebuah penelitian yang didasarkan pada hampir 130.000 petugas kesehatan di Jakarta menunjukkan, suntikan itu 94 persen efektif melawan infeksi simtomatik, memangkas rawat inap dan kematian masing-masing sebesar 96 persen dan 98 persen, tingkat yang sebanding dengan vaksin mRNA.

Meskipun Sinovac digunakan secara luas di seluruh dunia, vaksin itu belum masuk daftar penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Cap persetujuan badan kesehatan internasional akan memungkinkan suntikan untuk didistribusikan lebih luas lagi melalui fasilitas COVAX.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Kriteria Vaksin Covid-19 Sinovac Bisa Mendapat Izin Darurat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com