Perusahaan kini berinovasi terhadap strategi perusahaan, salah satunya dengan menyediakan produk siap pakai. Bagaimana menghadirkan solusi yang customer-centric dan future-ready flexibility seputar hardware, software, maupun services. Alhasil, strategi tersebut berhasil menaikkan pendapatan bisnis mereka.
Lalu, selanjutnya, kepekaan yang dimaksud tidak hanya peka terhadap perubahan lingkungan, tetapi peka terhadap kondisi fisik dan mental anggota.
Pemimpin dan anggota memiliki hubungan yang tak terpisahkan. Tanpa anggota, pemimpin tidak akan bisa berjalan jauh. Anggota berperan penting dalam menyokong visi dan misi pemimpin dan perusahaan secara umumnya.
Oleh karenanya, pemimpin perlu untuk menerapkan kebijakan anggota yang adil dan membuat anggota nyaman dan merasa diperhatikan kesejahteraan dan well-being oleh perusahaan.
Mahanugra Kinzana, CEO LP3I, dalam satu kesempatan mengatakan, LP3I telah melakukan beberapa penyesuaian terkait pola kerja tersebut.
Ia mengatakan bahwa praktik kepemimpinan inti di LP31 fokus pada memperhatikan manusia (human centric approach). Dia lebih lanjut menambahkan bahwa pada saat terjadi perubahan, LP3I membantu anggota untuk mengembangkan pola pikir digitalisasi.
Selain itu, Muhammad Fikri, Community Partnership Facebook mengatakan bahwa target harus disesuaikan dengan kondisi tim dan organisasi. Yang terpenting adalah kesehatan dan kewarasan setiap anggota.
Lebih lanjut, pemimpin saat ini juga wajib untuk cerdas secara emosional. Mengapa? Pertama, menavigasikan perubahan di saat ini sulit dan membutuhkan energi yang besar.
Kedua, saat ini semua orang sedang berjuang keluar dari krisis, sehingga titik emosi banyak orang sedang tinggi. Semua orang berusaha bertahan dalam situasi yang pelik ini.
Oleh karena itu, emosional para pemimpin wajib diatur sedemikian rupa dan mereka harus peka terhadap kondisi emosional anggotanya.
Ini yang disebut oleh CEO BRI Danareksa Sekuritas, Frederica Widyasari sebagai kepemimpinan empati. Menurutnya, kepemimpinan saat ini tepat diterapkan karena situasinya juga tidak normal. Ditambah, pemimpin dituntut untuk lebih partisipatif dan terbuka terhadap anggotanya.
Ketua Yayasan IBLAM School of Law, Rahmat Dwi Putranto pun menegaskan hal ini dan menambahkan bahwa pemimpin harus dekat dengan karyawannya. Jika pemimpin dan anggota saling bersinergi, maka masalah perusahaan bisa dipecahkan dengan lebih tepat.
Kepemimpinan new normal akan menjawab tantangan pandemi dengan empat kata kunci berikut: digitalisasi, komunikasi omni channel, adaptabilitas, dan kepercayaan.
Bahwa di masa seperti ini, pola kepemimpinan yang diterapkan lebih kepada delegasi berbasis kepercayaan, mengaplikasikan tujuan jangka pendek, dan keputusan berbasis inovasi. Partisipasi anggota menjadi penting agar organisasi berjalan optimal.
Keempat hal tersebutlah yang akan menjadi poros dalam kepemimpinan new normal saat ini dan ke depannya. Situasi terus berubah dan adaptasi menjadi sebuah keharusan.
Dalam laporan Accenture Technology Vision 2021, 90 persen para eksekutif merasa bahwa dalam strategi pelatihan mereka, perlu dimasukkan manajemen data dan keamanan data. Sepenting itulah teknologi sekarang.
Komunikasi pun juga akan dilakukan dengan semua saluran yang tersedia. Terlebih, beberapa perusahaan telah menerapkan work-from-home secara permanen seperti Twitter. Inilah gaya kepemimpinan yang bisa diadopsi oleh leader saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.