Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menyimpan Labu Kuning agar Awet dan Bisa Diolah Selama Puasa

Kompas.com - 26/04/2021, 17:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Manfaat labu kuning sangat banyak. Namun sayang, tak banyak yang bisa memilih labu kuning dan menyimpannya dengan cara baik dan benar. 

Labu kuning yang populer di bulan Ramadhan karena sering diolah jadi campuran kolak ini mengandung banyak zat gizi.

Melansir dari laman Webmd, kandungan labu kuning sangat banyak. Mulai dari kalsium, potasium, antioksidan, vitamin A, serat, folat dan masih banyak lagi kandungan gizi lain.

Di dunia kesehatan, labu kuning sering digunakan sebagai asupan yang mendorong program diet, pencegahan penyakit demensia, pencegahan tumor, menyehatkan mata dan menyehatkan jantung.

Baca juga: 5 Jenis Labu untuk Masakan, Tidak Cuma Labu Siam  

Cara memilih labu kuning

Berikut adalah cara memilih labu kuning yang berkualitas, berdasar laman gardeningknowhow.

1. Cermati warnanya

Labu kuning matang biasanya berwarna oranye matang. Namun, ada pula labu kuning matang yang kulit luarnya belum berwarna orange merata.

Ilustrasi labu kuning atau waluh siap panen.PIXABAY/ CONGERDESIGN Ilustrasi labu kuning atau waluh siap panen.

Terkadang labu kuning matang juga memiliki kulit luar kehijauan, atau putih dengan sedikit bercak kuning. Tapi untuk amannya, pilihlah labu kuning yang sudah berwarna oranye merata. 

2. Pilih kulit yang rata dan halus

Cermati permukaan kulit labu kuning. Jika banyak ceruk atau malah lubang, berarti labu dalam kondisi kurang baik.

Sebaiknya pilih labu yang memiliki permukaan kulit halus tanpa ceruk, dengan warna oranye yang tersapu merata di seluruh permukaannya.

Baca juga: Fakta Nutrisi Labu Kuning

3. Amati tangkainya

Labu kuning yang dipanen setelah matang sempurna, memiliki tangkai yang keras, Sedangkan tangkai yang masih lunak dan hijau, adalah tanda bahwa labu kuning yang ada belum terlalu matang secara alami.

4. Jangan ambil yang berjamur

Jangan memilih labu kuning yang kulitnya dihiasi oleh bercak-bercak jamur. Jamur pada permukaan kulit menandakan bahwa tanaman labu yang ada tak dirawat dengan baik.

5. Ketuk kulit labu

Jika diketuk dan terdengar suara seperti berongga, maka bisa dipastikan labu kuning sudah matang dan dalam kondisi segar.

Namun ketika diketuk suara yang ada seperti teredam, berarti labu sudah berumur tua dan tak lagi segar.

6. Pilih labu yang berat

Untuk memilih labu yang sudah matang, timang-timanglah buah labu yang ada. Jika terasa berat dan mantap, berarti buah labu sudah matang dengan banyak kandungan air.

Baca juga: 7 Manfaat Labu Kuning Si Buah Halloween

Cara menyimpan labu kuning

Setelah mendapatkan labu kuning yang Anda inginkan, simpan labu dengan cara baik dan benar sebelum dikonsumsi.

Ilustrasi labu kuning atau waluh.PIXABAY/ Steve Buissinne Ilustrasi labu kuning atau waluh.

1. Letakkan labu di tempat yang dingin. Bisa di dapur atau di garasi rumah.

2. Jangan meletakkan labu kuning langsung di atas lantai. Beri alas berupa kertas atau koran agar labu tak terlalu lembab sehingga gampang membusuk.

3. Untuk labu kuning sisa (yang sudah digunakan sebagian), bungkus labu dengan kertas atau plastik pembungkus makanan kemudian masukkan ke lemari pendingin. Kertas di sini untuk mengekalkan kelembaban daging buah labu.

4. Jika setelah disimpan bagian terluar yang dipotong ditumbuhi bercak putih atau kehitaman, maka Anda bisa memotong bercak tersebut dan mengonsumsi sisanya. Bercak jamur ini bisa tumbuh jika Anda tak rapat dalam membungkus labu.

Labu utuh bisa bertahan 3 hingga 4 bulan jika disimpan dengan cara yang benar. Sedangkan labu yang sudah dipotong, bisa bertahan satu mingguan jika dibungkus dengan rapat sehingga tak ada bakteri yang bisa masuk.

Baca juga: Resep Kolak Labu Kuning, Tambah Kolang-kaling

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com