Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sepak Terjang Multatuli, Sosok yang Menginspirasi RA Kartini

Kompas.com - 16/04/2021, 12:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - April adalah bulannya Kartini. RA Kartini yang lahir di Jepara, 21 April 1879, merupakan tokoh Jawa yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional berkat jasa-jasa pemikirannya yang mengentaskan kaum wanita dari batasan-batasan sempit ala kolonial.

Anak kelima dari 11 bersaudara ini mengasah pola pikirnya di berbagai tempat, tak mengenal sekat. Pertama, ia belajar bahasa Belanda di Europese Lagere School hingga berusia 12 tahun.

Selepas itu, ketika ia harus masuk pingitan, Kartini mencari celah pengetahuan dari berbagai lembar karya sastra.

Dua di antaranya, yang ia baca berkali-kali dan mungkin yang paling menginspirasi, adalah Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli

Dari kegemaran membaca dan menimba ilmu dari karya sastra inilah, Kartini akhirnya punya gagasan megah, yaitu mencerdaskan dan memajukan wanita-wanita pribumi.

Baca juga: Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan

Pemberontakan panjang Multatuli   

Multatuli adalah nama pena dari laki-laki kelahiran Amsterdam tahun 1820, Eduard Douwes Dekker.

Multatuli sendiri diambil dari bahasa latin yang artinya adalah, "Aku sudah banyak menderita."

Rumah Tinggal Eduard Douwes Dekker.KOMPAS/INGKI RINALDI Rumah Tinggal Eduard Douwes Dekker.

Sedari muda, Multatuli menjadi pegawai pemerintah Hindia Belanda. Tak seperti bangsa kulit putih lainnya, Multatuli tumbuh dengan nurani yang berbeda.

Ia kerap tak tega melihat kaum jajahan yaitu rakyat Indonesia yang hidupnya terus-menerus terampas.

Multatuli pun terus menentang bangsanya sendiri. Ia berjuang membela hak-hak rakyat kecil selama 20 tahun lamanya.

Hingga akhirnya ia memutuskan pergi dari Indonesia dan menetap di Brussel, Belgia, dan meninggalkan anak istrinya tetap di Batavia.

Baca juga: Meratapi Rumah Multatuli

Melahirkan karya sastra dalam himpitan kemiskinan

Merunut Historia.id, Multatuli sempat bekerja sebagai redaktur sebuah surat kabar di Media.

Namun tak lama ia pun hengkang dan mengadu nasib menjadi juru bahasa di konsulat Perancis di Nagasaki. Dimana karir yang ini, juga tak menemukan jalan lain selain kemiskinan.

Dalam himpitan kemiskinan dan pernikahan yang di ambang perceraian, Multatuli menepi di sebuah penginapan sederhana bernama In de kleine prins di ruas De la fourche nomor 52.

Di losmen inilah, Multatuli justru bisa menemukan jalan keluar dari pemikiran-pemikiran anti kolonialnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com