Ia mengatakan E484K dapat melemahkan respons imun dan memengaruhi umur dari respons antibodi penetral.
"Jadi, varian B.1.1.7 yang membawa mutasi E484K mungkin lebih berdampak lebih parah ketika seseorang terinfeksi ulang," ujar dia.
Baca juga: Segala Hal yang Perlu Diketahui tentang Mutasi Virus Corona N439K
Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, vaksin yang beredar saat ini belum terbukti bekerja optimal pada mutasi ini.
Melansir BMJ, seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (5/4/2021), uji klinis vaksin Novavax dan Johnson & Johnson menunjukkan hasil kurang efektif di Afrika Selatan dibandingkan di Inggris atau Amerika Serikat.
Hal ini diduga berkaitan dengan tingginya virus yang membawa mutasi E484K.
Kendati demikian, Novavax melaporkan 60 persen kemanjuran vaksinnya di Afrika Selatan, sehingga ada peluang untuk dilakukan desain baru.
Sementara itu, AstraZeneca sedang memperbarui vaksin agar lebih efektif melawan mutasi tersebut, salah satu opsinya berupa penguat dosis terbaru dan akan dirilis ke pasaran tiap tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.