Dia bertahan pada lokasi yang diizinkan lepas landas.
Sementara itu, Pan Am sempat berbelok dan salah jalur. Semestinya, pesawat Pan Am berada di belakang KLM.
Kabut menganggu pandangan mereka. Komunikasi kepada menara ATC terus dilakukan.
Kondisi ini membuat Van Zanten marah dan kesal, ia ingin segera pergi dari tempat tersebut.
Jet Boeing 747 milik KLM bersiap lepas landas disusul Boeing 747 milik Pan Am yang mengikutinya dari belakang untuk lepas landas.
Namun, kabut datang lebih cepat.
Pilot Pan Am tidak dapat melihat dengan jelas sehingga pesawatnya tak bisa ditempatkan pada jalur yang tepat dan aman.
Sementara itu, pilot KLM yang asal Belanda tak memahami dengan baik kode yang dikeluarkan oleh pengendali penerbangan.
Dia mulai lepas landas sebelum Pan Am bergerak ke posisi aman.
Pesawat KLM keluar dari kabut dan disadari oleh menara pengawas.
Kedua pesawat itu pun bertabrakan, meski pesawat KLM mencoba menghindar dengan berbelok ke kiri sekuat tenaga, tetapi sudah terlambat.
Pesawat KLM menghantam sisi Pan Am dan kedua pesawat meledak menjadi bola api besar.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda Terbakar di Yogyakarta, 21 Orang Tewas
Mereka yang selamat dalam kecelakaan ini berada di bagian depan atau hidung Pan Am 747. Jumlahnya sekitar 61 orang.
Diantara mereka ada 5 orang di kokpit, 3 orang awak, dan dua karyawan yang sedang tidak bertugas yang naik di jumpseats.
Penyelidikan oleh pihak berwenang Spanyol menyimpulkan bahwa penyebab utama kecelakaan itu adalah keputusan kapten KLM yang keliru dalam menafsirkan izin lepas landas dari menara kontrol lalu lintas udara (ATC).
Akhirnya, KLM mengakui bahwa kru mereka bertanggung jawab atas kecelakaan itu. KLM setuju untuk memberikan kompensasi finansial kepada kerabat semua korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.