Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Tesla, Siapkah Indonesia dengan Mobil Listrik?

Kompas.com - 20/02/2021, 07:00 WIB
Rendika Ferri Kurniawan

Penulis

Kendala lainnya adalah jarak.

Jarak tempuh dari mobil listrik saat ini masih sangat terbatas. Hal ini juga dipengaruhi oleh suplai energi, sementara proses charging juga memakan waktu.

"Mobil listrik memiliki jarak tempuh tidak terlalu jauh, karena harus suplai energi. Tidak sebentar proses charging. Jadi kurang cocok untuk perjalanan jarak jauh, selain perlu stasiun pengisian energi di berbagai wilayah, juga perlu waktu lama untuk pengisian. Tidak seperti isi BBM yang hanya butuh beberapa menit," tutur Dewanti.

Baca juga: Dari Esemka ke Tesla, Bagaimana Kelanjutan Proyek Pabrik Mobil Listrik RI?

Potensi kecelakaan

Mesin mobil listrik memiliki suara yang sangat halus dan hampir tak terdengar oleh pengguna jalan lainnya. Oleh karena itu, terdapat potensi terjadinya kecelakaan.

"Perlu kedisiplinan pengguna mobil ini dalam keselamatan berlalu lintas," katanya.

Harga mahal

Harga mobil listrik di Indonesia saat ini masih termasuk tinggi. Harganya tak terjangkau untuk sebagian masyarakat, sehingga kurang diminati.

"Masih termasuk tinggi untuk produk di luar negeri, dibanding mobil yang sama," ujar Dewanti.

Suku cadang

Sementara itu, ketersediaan dan keterjangkauan suku cadang juga menjadi salah satu pokok penting dalam penerapan mobil listrik.

"Suku cadang produk, baru dapat ditemukan di kota-kota besar tertentu saja. Tidak mudah diperoleh di kota kecil. Butuh waktu untuk meratakan distribusi suku cadang dan tentu saja pusat-pusat servis bila terjadi kerusakan," katanya.

Kurangnya dukungan pemerintah

Peneliti energi terbarukan di proyek Hidrogen Uni Eropa Tubagus Aryandi Gunawan mengatakan, pemerintah seharusnya memberikan banyak dukungan kepada industri mobil listrik, termasuk pihak swasta.

"Di negara-negara maju, mereka banyak memberi ruang dan dukungan bagi swasta untuk menguasai dan mengembangkan teknologi, salah satunya industri mobil swasta," tulisnya dalam kolom di Kompas.com, Minggu (24/1/2021).

Selain dukungan, fokus pemerintah perlu dicurahkan untuk membangun industri mobil listrik, ketimbang membangun industri baterai dengan alasan cadangan bijih nikel yang besar.

Ia mengatakan, teknologi baterai terus berkembang menggunakan unsur baru yang lebih murah sehingga harganya dapat lebih murah di masa depan.

Oleh karena itu, pabrik baterai bukan tujuan utama, melainkan industri mobil listrik.

"Kepemilikan atas industri mobil listrik itu yang akan dapat ikut menjadi tulang punggung pengembangan teknologi baterai di masa mendatang, seperti Tesla," tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com